Selasa 02 Jul 2024 21:00 WIB

KPK Siap Kembalikan Ponsel dan Buku Sekjen PDIP, Ini Syaratnya

Pengembalian barang yang disita dilakukan oleh penyidik KPK langsung.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Israr Itah
Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto.
Foto: Antara/Fianda Sjofjan Rassat
Juru Bicara KPK Tessa Mahardika Sugiarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan, ponsel dan buku milik Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto bakal dikembalikan. Hanya, tindakan itu baru dilakukan KPK kalau barang Hasto itu tidak berhubungan dengan kasus buronan Harun Masiku.

"Kalau tidak ada kaitan seputar perkara yang sedang ditangani biasanya dikembalikan," kata juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto kepada wartawan, Selasa (2/7/2024).

Baca Juga

Ketika barang-barang yang disita dikembalikan oleh KPK, maka bakal langsung diserahkan kepada pemiliknya. "Ya, ke pihak yang disita barangnya," ucap Tessa.

Tessa menyampaikan prosedur pengembalian barang yang disita dilakukan oleh penyidik langsung tanpa proses peradilan sepanjang kasusnya masih di tahap penyidikan. Nantinya barang yang disita dipulangkan kepada pemilik.

"Tidak melalui proses persidangan. Hanya membuat laporan pengembalian kepada Dewan Pengawas," ujar Tessa.

Tercatat, kuasa hukum staf Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kusnadi menggugat penyidik KPK ke PN Jaksel pada 1 Juli 2024. Kubu Hasto ingun buku yang disita itu dikembalikan lantaran tak berhubungan dengan perkara Harun Masiku.

Sebelumnya, tim penyidik KPK sudah mengonfirmasi keberadaan Harun Masiku kepada sejumlah saksi seperti Advokat Simeon Petrus, mahasiswa atas nama Hugo Ganda dan Melita De Grave hingga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto beserta stafnya atas nama Kusnadi. Dalam pemeriksaan terhadap Hasto, ponsel dan dokumennya ikut disita KPK.

Harun Masiku diketahui merupakan eks caleg PDIP yang terjerat perkara dugaan suap dalam PAW anggota DPR periode 2019-2024. Harun diduga menyuap Komisioner KPU saat itu, Wahyu Setiawan agar bisa ditetapkan sebagai anggota DPR. Tapi, sejak OTT terhadap Wahyu dan sejumlah pihak lain pada 8 Januari 2020 hingga saat ini, Harun Masiku masih buron.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement