Rabu 03 Jul 2024 15:25 WIB

Pelindo Siap Lepas 65 Persen Saham Jalan Tol Cibitung-Cilincing

Divestasi saham bertujuan untuk mengurangi utang Pelindo.

Foto udara sejumlah kendaraan melintas  di Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 di Jakarta Utara, Rabu (16/8/2023). PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP) akan memberlakukan tarif di Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 yang memiliki panjang 7,285 km sesuai Keputusan Menteri PUPR, SK Nomor : 800/KPTS/M/202 dan untuk saat ini Jalan Tol Cibitung-Cilincing dari seksi 1 sampai dengan 4 telah beroperasi penuh, dan khusus dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI  diberikan diskon 15 persen hingga 52 persen dari tanggal 19 Agustus -19 September 2023.
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Foto udara sejumlah kendaraan melintas di Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 di Jakarta Utara, Rabu (16/8/2023). PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (PT CTP) akan memberlakukan tarif di Jalan Tol Cibitung-Cilincing seksi 4 yang memiliki panjang 7,285 km sesuai Keputusan Menteri PUPR, SK Nomor : 800/KPTS/M/202 dan untuk saat ini Jalan Tol Cibitung-Cilincing dari seksi 1 sampai dengan 4 telah beroperasi penuh, dan khusus dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI diberikan diskon 15 persen hingga 52 persen dari tanggal 19 Agustus -19 September 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mengatakan, beban utangnya diproyeksikan berkurang sebesar Rp 8 triliun dengan melakukan divestasi atau menjual sahamnya sebesar 65 persen pada Jalan Tol Cibitung-Cilincing (JTCC). Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono memproyeksikan utang perseroan di 2024 akan mengalami penurunan menjadi Rp 41,93 triliun dari Rp 49,87 triliun pada 2023.

"Kenapa di 2024 proyeksi kami turun, karena ini terkait dengan divestasi jalan tol kami yang diharapkan selesai di 2024, maka akan mengurangi utang sekitar Rp 8 triliun," ujar Arif di Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga

Terkait alasan Pelindo terjun pada bisnis jalan tol, Arif mengatakan, keterlibatan ini lantaran perseroan memiliki kepentingan terhadap akses keluar-masuk kawasan hinterland di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Menurut Arif, hal ini harus dilakukan karena 60-70 persen kargo yang masuk dan keluar berada di sisi timur Jakarta.

"Kami hanya memastikan bahwa jalan itu jadi. Dan setelah jadi, maka tidak ada niat Pelindo untuk mempertahankan, maka kita akan lepas," kata Arif.

Pada saat pembangunan jalan tol, Pelindo menginvestasikan dana sebesar Rp 9 triliun. Arif mengatakan, Pelindo tidak akan menjual seluruh sahamnya lantaran masih akan melanjutkan proyek New Priok Eastern Access (NPEA).

"Yang akan didivestasikan sekitar 65 persen karena kami masih melanjutkan proyek New Priok Eastern Access yang akan menghubungkan Kalibaru dengan jalan ini," ucapnya.

Tol Cibitung-Cilincing (JTCC) merupakan satu dari 13 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah selesai. Selain JTCC, proyek jalan tol lainnya yang telah selesai pada 2023 adalah Jalan Tol Cileunyi – Sumedang – Dawuan, Jalan Tol Serpong – Cinere, dan Jalan Tol Cinere – Jagorawi.

Sementara NPEA dibangun untuk mendukung konektivitas dan efisiensi logistik nasional. NPEA direncanakan memiliki panjang 6,6 kilometer dengan nilai investasi Rp 6,6 triliun.

NPEA akan tersambung dengan PSN Jalan Tol Cibitung–Cilincing yang sudah lebih dulu selesai dan beroperasi. Jalan akses dan jalan tol itu akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan berbagai kawasan industri di Bekasi, Karawang, dan Purwakarta, Jawa Barat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement