Kamis 04 Jul 2024 14:03 WIB

Liburan Sekolah, Destinasi di Yogyakarta Kebanjiran Wisatawan

Taman Pintar mencatat kunjungan wisatawan rata-rata mencapai 3.000 orang per hari.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Anak-anak bermain bersama di Taman Pintar, Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Anak-anak bermain bersama di Taman Pintar, Yogyakarta beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kota Yogyakarta menjadi salah satu destinasi pilihan untuk menghabiskan libur, termasuk libur sekolah yang di awal Juli 2024 ini masih berlangsung. Berbagai destinasi wisata di Kota Gudeg ini pun kebanjiran kunjungan wisatawan. 

Salah satunya Taman Pintar yang mencatat kunjungan wisatawan rata-rata mencapai 3.000 orang per hari. Humas dan Pemasaran Taman Pintar, Agus Budi Rahmanto mengatakan, pihaknya mencatat peningkatan pengunjung terjadi sejak pekan terakhir Juni 2024. 

"Sejak tanggal 22 Juni 2024 hingga saat ini, kami melihat ada lonjakan pengunjung ke Taman Pintar," kata Agus dalam keterangan resminya belum lama ini. 

Agus menyebut, peningkatan kunjungan pengunjung di Taman Pintar ini diperkirakan akan terus terjadi. Hal ini mengingat libur sekolah akan berlangsung hingga pertengahan Juli 2024. 

"Melihat kondisi sekarang, musim liburan sekolah yang rentan waktunya masih pertengahan Juli, saya melihat akan ada kenaikan pengunjung," ucap Agus. 

Pihaknya juga sudah menyiapkan sarana dan prasarana menghadapi peningkatan kunjungan wisatawan. Termasuk dilakukannya peremajaan alat maupun materi yang ada di Taman Pintar agar tetap dalam kondisi yang baik. 

"Fasilitas yang ada terus kami pantau, misal ada alat peraga yang rusak langsung kami perbaiki agar bisa segera digunakan lagi. Refreshment konten  juga terus kami lakukan, terutama di zona BMKG karena sesuai kondisi real time untuk mengikuti perubahan iklim dan cuaca," jelasnya. 

Dikatakan Agus, Zona Cuaca, Iklim dan Gempa Bumi di Taman Pintar menjadi zona terfavorit. Di zona ini terdapat simulator gempa yang sudah terkomputerisasi, sehingga dapat menghadirkan guncangan gempa bumi dengan tingkatan skala menyerupai aslinya. 

"Menurut kami, zona cuaca iklim dan gempa bumi yang paling menarik karena pengunjung dapat merasakan guncangan gempa. Kami menggunakan 10 data gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia, salah satunya gempa Yogya 27 Mei 2006," ungkap Agus. 

Selain itu, di zona tersebut juga terdapat diseminasi informasi gempa bumi dan tsunami, ICT Pembelajaran Cuaca, ICT Pembelajaran Iklim, ICT Pembelajaran Gempa Bumi. Termasuk ICT informasi online BMKG yang dapat memberikan informasi mengenai kondisi cuaca, iklim, dan data gempa bumi secara real time kepada pengunjung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement