Jumat 05 Jul 2024 07:20 WIB

Mengenal Kapolda Sumbar, Peraih Adhi Makayasa Akpol 1992

Irjen Suharyono melawan balik LBH Padang dan Koalisi Masyarakat yang melaporkannya.

Rep: Erik PP/Bambang Noroyono/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Kapolda Sumbar) Irjen Suharyono.
Foto: Dok Humas Polri
Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Kapolda Sumbar) Irjen Suharyono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosok Kepala Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Kapolda Sumbar) Irjen Suharyono menjadi sorotan masyarakat. Hal itu setelah ia menutup kasus kematian anak AM (13 tahun) yang jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang, Sumbar beberapa waktu lalu.

Suharyono berani pasang badan untuk membela anak buahnya. Dia bahkan menyerang balik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang yang dianggap memojokkan institusi Polri.

Baca Juga

Siapa sebenarnya Suharyono? Dia bukanlah figur polisi kaleng-kaleng. Suharyono merupakan peraih Adhi Makayasa Akpol 1992. Sebelum bertugas sebagai Kapolda Sumbar, ia ditugaskan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di luar struktur Polri sebagai penyidik utama Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Suharyono akan mengakhiri karier pada Desember 2024 kala berusia 58 tahun. Dia menjadi Kapolda Sumbar menggantikan Irjen Teddy Minahasa Putra yang dipromosikan menjabat Kapolda Jawa Timur (Jatim). Namun, Teddy batal dilantik karena kedapatan berurusan dengan kasus narkoba.

Sebelumnya, Suharyono tidak mempermasalahkan dilaporkan LBH Padang dan Tim Advokasi Koalisi Masyarakat Sipil Anti Penyiksaan yang melapor ke Divisi Propam dan Bareskrim Polri. Pelaporan tersebut terkait dengan dugaan pelanggaran kode etik para petinggi Polda Sumbar dalam pengusutan kasus kekerasan dan penyiksaan yang diduga penyebab kematian anak AM.

Suharyono mengaku, bertanggung jawab atas seluruh proses pengusutan yang dilakukan penyidik Polda Sumbar dan Polresta Padang dalam kasus kematian anak AM. "Saya bukan pelaku kejahatan. Saya pembela kebenaran," ujarnya kala dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (3/7/2024) malam WIB.

Melalui pesan yang dikirim ke wartawan, ia balik 'menyerang' manuver LBH Padang bersama-sama koalisi sipil di Jakarta yang berusaha memojokkan kepolisian. Dia menuding, mereka merupakan sekelompok pelapor yang merasa benar sendiri. Bahkan, Suharyono melabeli mereka sebagai kelompok masyarakat yang merasa tak pernah salah.

"LBH sok suci. Dia mengatur skenario dan alibi sedemikian rupa. Seolah-olah prediksinya yang paling benar," kata Suharyono. Hal tersebut yang semakin membuatnya yakin untuk membela anak buahnya dalam pengusutan kasus kematian anak AM.

Suharyono yakin, para personelnya itu sudah di jalur benar. "Kami bertanggung jawab, bahwa kami yakini berdasarkan kesaksian dan barang bukti yang kuat, Afif Maulana (AM) melompat ke sungai untuk mengamankan diri sebagaimana ajakannya ke (saksi-korban) Adhitya (A). Bukan karena dianiaya polisi. Itu keyakinan kami," ucap Suharyono.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement