Jumat 05 Jul 2024 15:08 WIB

UKT Mahasiswa Naik, Megawati Usulkan Bansos Dikurangi

Saya pernah presiden, kalau untuk sekolah tidak ada duitnya, saya kurangi bansos.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengatakan, anggaran bantuan sosial (bansos) harus dikurangi lantaran kenaikan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa di Indonesia. Apalagi, ia mendengar mahasiswa demo di kampus imbas naiknya UKT.

"Kalau saya, sori, karena saya pernah presiden, kalau untuk sekolah kalau tidak ada duitnya, saya kurangi yang namanya bansos. Tidak boleh? Boleh," ujar Megawati di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (5/7/2024).

Baca Juga

Dia menjelaskan, langkah pemerintah saat ini bertujuan menyiapkan sumber daya manusia progresif. Di sisi lain, Megawati mengaku, heran dengan masalah UKT yang mencuat.

"Ini urusan sekolah saja heboh. Apa urusan apa itu? Opo itu yo? Lah, iyo opo to yo, mbok ya udah bayarin ae, ngopo to yo. Apa enggak iso sih? Hah?" kata presiden ke-5 RI tersebut.

Megawati pun mempertanyakan bagaimana DPR RI menjalankan tugasnya. Dia menyebut, DPR RI seharusnya dapat memprioritaskan kepentingan masa depan anak bangsa dalam mengawasi eksekutif yang mengurus pendidikan.

"Karena ini keperluan anak didik, masa tidak bisa. Tidak punya uang sekolah, saya sampai bingung. Ya sudah saja, 'kan itu tinggal istilahnya, siapa dulu sih telor apa ayam, kaya gitu. Betul apa tidak?" ujar Megawati.

Dia kembali menyatakan, seharusnya biaya untuk pendidikan anak bangsa tidak seharusnya berbayar. Menurut Megawati, hal itu perlu untuk diimplementasikan dan bukan sekadar janji elite politik semata. "Saya tuh sampai pusing bolak-balik ngapain toh, UKT (naik)," ucapnya.

Biaya pendidikan perguruan tinggi di Indonesia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu membuat sulit bagi banyak orang tua untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Kenaikan UKT secara serempak telah memicu penurunan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rendahnya APK perguruan tinggi Indonesia atau Gross Enrollment Ratio untuk kategori tersier (pendidikan tinggi) yaitu sebesar 31,45 persen per 2023.

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy secara tegas mendukung usulan untuk memberikan pinjaman dana biaya kuliah kepada mahasiswa dengan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Muhadjir juga menyatakan tidak masalah dengan penggunaan pinjaman online (pinjol) sebagai bentuk inisiatif lain yang dapat memberikan manfaat besar bagi mahasiswa.

"Pokoknya semua inisiatif baik untuk membantu kesulitan mahasiswa harus kita dukung, termasuk pinjol," kata Muhadjir di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (2/7/2024).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement