Sabtu 06 Jul 2024 04:15 WIB

Xi Jinping: Cina dan Turki Berpandangan Sama tentang Palestina

Genosida zionis Israel di Gaza terus berlanjut hingga 38 ribu jiwa syahid.

Presiden Cin  Xi Jinping di Beijing, 26 April 2024.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Presiden Cin Xi Jinping di Beijing, 26 April 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Cina Xi Jinping pada Kamis mengatakan bahwa Beijing dan Ankara berbagi pandangan yang sama atau serupa mengenai konflik Israel-Palestina dan krisis Ukraina.

Pandangan itu disampaikan Xi saat bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Xi mengatakan Cina dan Turki harus berkomunikasi erat mengenai masalah ini.

Baca Juga

Keduanya bertemu di sela pertemuan puncak para pemimpin Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO). Mereka bertemu terakhir kali di kota bersejarah Samarkand, Uzbekistan pada September 2022

Pembahasan mengenai Palestina dan Ukraina antara kedua pemimpin itu muncul setelah genosida zionis Israel di Gaza terus berlanjut sampai hampir sembilan bulan hingga 38.000 jiwa syahid, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Sementara perang Rusia di Ukraina telah melewati masa dua tahun dengan ratusan jiwa tewas dan jutaan lainnya mengungsi.

Pernyataan dari Beijing menyebutkan Xi menyatakan kesiapan Cina untuk memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan Turki dalam kerangka multilateral, seperti PBB dan G20.

"Hubungan Cina dengan Turki telah mempertahankan momentum pembangunan yang stabil (dan) keduanya merupakan negara berkembang utama dan anggota Global Selatan,” kata presiden Cina.

Dia mencatat kedua negara memiliki konsensus luas dalam mengupayakan pembangunan dan revitalisasi negara masing-masing dan menjaga norma-norma hubungan internasional.

"Kedua pihak semestinya saling mendukung dalam menjaga kepentingan utama, terus mengkonsolidasikan rasa saling percaya politik, mendorong kerja sama tingkat tinggi yang saling menguntungkan, dan mendorong pengembangan lebih besar hubungan kerja sama strategis Cina-Turki,” ujarnya.

“Cina mendukung Turki dalam mengambil jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasionalnya,” kata Xi, yang juga mendesak kedua pihak untuk memperluas perdagangan.

Xi menyuarakan dukungannya kepada perusahaan Cina untuk meningkatkan investasi mereka di Turki dan mendorong lebih banyak warganya mengunjungi negara tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement