REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Faksi-faksi perlawanan bersenjata Palestina kian padu dan mulai melancarkan strategi menyerang terhadap pasukan penjajahan Israel (IDF). Hal itu menjelaskan tingginya kerugian di pasukan penjajahan belakangan.
Aljaziran Arabia melansir, pakar militer dan strategis, Kolonel Hatem Al-Falahi, mengatakan hal ini terkait pelaksanaan serangan besar-besaran yang dilakukan Brigade al-Qassam, terhadap markas komando operasi pendudukan di wilayah Tel Al-Sultan di kota Rafah di selatan Jalur Gaza. Menurutnya, serangan itu mencerminkan perkembangan kualitatif yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Al-Falahi menjelaskan, dalam analisis situasi militer di Jalur Gaza, bahwa Brigade al-Qassam mampu beralih dari bertahan ke menyerang, yang mencerminkan perkembangan penting dalam strategi serangan balik.
Al-Falahi menunjukkan bahwa mereka melakukan operasi kualitatif selama tiga hari terakhir, termasuk bentrokan langsung setelah menghancurkan rumah-rumah. Sekarang mereka telah beralih ke serangan langsung terhadap pasukan Israel di wilayah tersebut. Perkembangan ini merupakan operasi ini yang menunjukkan kemampuan dan kapasitas perlawanan tingkat tinggi.
Al-Falahi menambahkan, penggerebekan yang dilakukan oleh Brigade Qassam mengakibatkan tewas dan luka-luka di kalangan pasukan pendudukan. Serangan itu diawali dengan pemboman intensif terhadap lokasi komando dan kendali. Kemudian kelompok besar pejuang perlawanan menyerang dari berbagai arah untuk membubarkan pertahanan pasukan Israel dan diikuti dengan pemboman lain untuk menutupi penarikan pasukan.
Dia menunjukkan bahwa koordinasi antara faksi-faksi perlawanan berlangsung secara efektif, karena daerah tersebut didistribusikan untuk dijadikan sasaran mortir. Serangan dilakukan dengan akurasi tinggi menggunakan drone untuk fotografi udara dan memantau daerah tersebut.
In this video, Al-Qassam fighters are seen firing a SAM-7 missile towards Israeli aircraft in Gaza City, in collaboration with with the Martyr Abdulqader Al-Husseini Brigades. pic.twitter.com/Q50cTUE9M3
— The Palestine Chronicle (PalestineChron) July 4, 2024
Al-Falahi menekankan bahwa perkembangan kualitatif yang terjadi menunjukkan kemampuan sistem komando dan kontrol perlawanan untuk mengelola operasi di berbagai bidang, dan ini menunjukkan bahwa Brigade al-Qassam telah membangun kembali diri mereka secara efektif dan kuat.
Brigade Izzuddin al- Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan dua operasi baru, kemarin. Salah satunya, para pejuangnya menyerbu markas besar operasi tentara pendudukan di lingkungan Tel al-Sultan, dan yang kedua, mereka membunuh 10 tentara Israel dalam operasi kompleks di lingkungan Shujaiya di Kota Gaza.
Batalyon tersebut mengatakan dalam sebuah pengarahan bahwa sejumlah besar pejuangnya mampu “menyerbu markas operasi musuh yang dibentengi di tenggara lingkungan Tel al-Sultan di kota Rafah dengan peluru anti-benteng, peluru anti-personil, operasi penembak jitu, dan senapan mesin sedang." Mereka mengeklaim bahwa selama operasi tersebut, sejumlah tentara pendudukan tewas dan terluka.
Aljazirah Arabia melaporkan, dalam operasi lainnya, Al-Qassam mengatakan bahwa pejuangnya membunuh 10 tentara Zionis, Kamis, dalam operasi kompleks di lingkungan Shujaiya.
Al-Qassam menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa anggotanya menargetkan sebuah bangunan di mana pasukan Israel dikurung dengan peluru anti-benteng TPG, kemudian maju menuju bangunan yang ditargetkan dan membunuh anggota pasukan lainnya dari jarak dekat.
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa pasukan Qassam meledakkan alat peledak di gedung tersebut selama penarikannya, setelah itu helikopter turun tangan untuk mengevakuasi tentara yang tewas dan terluka.
Dalam pernyataan terpisah, Al-Qassam mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan dua tank Merkava Israel hari ini, Jumat, dengan peluru "Al-Yassin 105" di lingkungan Shujaiya.
Perlawanan faksi-faksi Palestina... baca halaman selanjutnya