Sabtu 06 Jul 2024 16:46 WIB

Dua Kelompok Manusia tak Ditengok Allah pada Hari Kiamat

Sebuah hadis menerangkan, dua golongan yang tak ditengok Allah di hari kiamat.

ILUSTRASI Hari kiamat.
Foto: republika
ILUSTRASI Hari kiamat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari kiamat sangatlah dahsyat. Hal itu digambarkan Allah SWT dalam berbagai ayat di Alquran.

Salah satunya adalah Surah al-Insyiqaq, ayat pertama hingga kelima. Artinya, "Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh; dan apabila bumi diratakan, dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh."

Baca Juga

Pada saat itu, seperti dikemukakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadis beliau, tiada perlindungan kecuali perlindungan Allah. Karena itu, sungguh celaka orang yang tidak mendapatkannya.

Siapakah mereka yang tidak beruntung itu? Rasulullah SAW memberikan contoh. Menurut beliau, orang-orang yang tidak ditengok Allah pada hari kiamat antara lain ialah dua golongan.

Nabi SAW bersabda, “Ada dua kelompok manusia yang tidak ditengok oleh Allah pada hari kiamat. Keduanya adalah orang yang memutuskan tali silaturahim dan tetangga yang jahat.”

Secara kebahasaan, silaturahim merupakan gabungan dari kata shilah yang berarti ‘hubungan’ dan rahim, ‘kerabat'. Dengan demikian, istilah ini dapat dimaknai sebagai ‘hubungan persaudaraan atau kekerabatan'.

Seperti diriwayatkan Abu Hurairah, suatu hari ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Nabi SAW. “Wahai Rasulullah,” katanya, “sungguh aku memiliki keluarga dekat yang biasa kuhubungi, tetapi mereka memutuskan tali kekerabatannya denganku. Aku biasa berbuat baik kepada mereka, tetapi mereka jahat kepadaku. Aku juga bersabar terhadap tindakan mereka, tetapi mereka tidak memedulikanku.”

Rasulullah SAW bersabda, “Jika keadaannya seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah menyuapi mereka dengan pasir yang panas. Engkau senantiasa akan mendapat bantuan dari Allah dalam menghadapi mereka selama dalam keadaan demikian” (HR Muslim).

Islam juga mengajarkan pentingnya seorang Muslim menunjukkan akhlak yang baik terhadap tetangganya. Diriwayatkan dari Abu Syuraih RA, Rasulullah SAW pernah bersabda, "Demi Allah, dia tidak beriman! Demi Allah, dia tidak beriman! Demi Allah, dia tidak beriman."

Seseorang lalu bertanya, "Siapa ya Rasulullah?" Beliau bersabda, "Orang yang membuat tetangganya merasa tidak aman dari kejahatannya" (HR Bukhari).

Rasulullah SAW tidak pernah mengulang-ulang sebuah pernyataan, kecuali pernyatan tersebut menyangkut sesuatu yang penting. Dengan redaksi seperti di atas, tergambar bahwa memelihara keharmonisan hubungan dalam bertetangga itu sangat penting menurut ajaran Islam.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement