Sabtu 06 Jul 2024 17:10 WIB

Tanda Kiamat: Nubuat Nabi tentang Sungai Eufrat dan Gunung Emas

Tiap 99 dari 100 orang yang memperebutkan Gunung Emas di Sungai Eufrat akan mati.

Sungai Eufrat.
Foto: france24
Sungai Eufrat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘’Hari Kiamat tak akan terjadi sebelum Sungai Eufrat mengering dan menyingkapkan 'Gunung Emas' yang mendorong manusia berperang. Sejumlah 99 dari 100 orang akan tewas (dalam pertempuran), dan setiap dari mereka berkata, ‘Mungkin aku satu-satunya yang akan tetap hidup'" (HR Bukhari).

Dalam riwayat lainnya, Rasulullah SAW bersabda, "Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu pun daripada harta itu" (HR Bukhari Muslim).

Baca Juga

Imam Bukhari juga meriwayatkan hadis lainnya, Nabi SAW bersabda, ‘’Segera Sungai Eufrat akan memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, maka siapa pun yang berada pada waktu itu tidak akan dapat mengambil apa pun darinya."

Seperti diriwayatkan Imam Abu Dawud, Rasulullah mengingatkan bahwa sungai yang kini mengalir di tiga negara modern Turki, Suriah, dan Irak itu pada saatnya akan menyingkapkan harta karun yang besar berupa gunung emas.

Selain itu, seperti dinukil dari kitab Al-Burhan fi `Alamat al-Mahdi Akhir az-Zaman, dijelaskan nubuat Rasulullah SAW. Itu adalah bahwa keringnya Sungai Eufrat merupakan pertanda datangnya Imam al-Mahdi dan kian dekatnya akhir zaman.

Dalam bahasa Arab, kawasan perairan itu dikenal dengan nama al-Furat, yang harfiah berarti 'air nan paling segar.' Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Al-Hadith Al-Nabawi, Eufrat adalah sungai yang mengalir dari timur laut Turki.

"Sungai itu membelah pengunungan Toros, lalu melewati Suriah di kota Jarablus, melewati Irak di kota al-Bukmal, dan bertemu Sungai Tigris di Al-Qurnah yang bermuara di Teluk Arab," ujar Dr Syauqi.

Panjang sungai itu mencapai 2.375 kilometer. Dua anak sungainya, yakni Al-Balikh dan Al-Khabur diketahui sudah mengering.

Pada saat Nabi Muhammad SAW menubuatkan masa depan Sungai Eufrat, wilayah subur di Mesopotamia itu masih diperebutkan oleh dua negeri adidaya: Persia dan Bizantium. Bahkan, Sungai Eufrat adalah batas alami yang memisahkan dua kerajaan tersebut.

Pada waktu wafatnya Rasul SAW, Persia berhasil menguasai sekujur Mesopotamia, termasuk kawasan daerah aliran Sungai Eufrat. Namun, ini tak selamanya.

Pada masa Khulafaur rasyidin, di tahun 642 M Perang Nahavand terjadi. Ini memperhadapkan antara pasukan Persia dan Muslimin. Akhirnya, kemenangan berhasil direbut umat Islam.

Tepat pada era khalifah Umar bin Khattab, seluruh Persia dapat ditaklukkan daulah Islam. Runtuhlah riwayat imperium yang sudah berusia ratusan tahun itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement