REPUBLIKA.CO.ID,MELAKA – Misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah internasional perdana Indonesia mendapat respon positif saat tiba Melaka, Malaysia, 30 Juni 2024. Pemerintah Negeri Melaka bahkan menyatakan masyarakat Malaysia, terutama Melaka, mendukung dan siap berkolaborasi dengan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia bersama ke Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Hubungan antara Melaka, Malaysia, dan Indonesia sudah lama terjalin dalam sejarah perdagangan rempah-rempah dari Asia Tenggara menuju kawasan Asia Barat hingga Eropa sejak ribuan tahun lalu. Perdagangan rempah dari Melaka dan Nusantara bahkan berlangsung lama sebelum era kolonialisme Eropa berlangsung di Asia Tenggara.
“Melaka adalah pusat perdagangan yang besar, sementara banyak produk rempah datang dari berbagai daerah di wilayah Indonesia,” kata Ketua Menteri Melaka Abdul Rauf Yusoh dalam acara jamuan malam bersama perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia dan anggota delegasi misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah di Casa del Rio, Senin, 1 Juli 2024.
Jejak historis panjang Indonesia dan Malaysia itu membuat rute perdagangan yang dikenal sebagai Jalur Rempah membentuk masyarakat di kedua negara saat ini. “Kita perlu menguatkan hubungan berkat Jalur Rempah ini supaya dapat memberikan warisan sejarah ke generasi mendatang,” kata Abdul Rauf.
Abdul Rauf mengatakan kedatangan delegasi Indonesia dalam misi pelayaran Jalur Rempah membawa makna penting dalam sejarah hubungan dengan Malaysia. Jalur Rempah menjadi simbol konektivitas budaya Indonesia-Malaysia bahkan dengan negara serumpun di Asia dan mancanegara. “Hubungan ini harus diteruskan, saya yakin seni dan budaya dalam menjadi jembatan penghubung warisan yang harus kita bangun,” katanya.
Dalam pelayaran ke Melaka menggunakan kapal tiga layar TNI Angkatan Laut, KRI Dewaruci, Indonesia memboyong 50 anggota delegasi yang dikenal sebagai Laskar Rempah berisi anak-anak muda, jurnalis, pakar budaya, dan influencer. Misi pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah merupakan bagian Program Prioritas Nasional yang dijalankan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sejak 2020.
Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengatakan kerja sama dengan Malaysia menjadi krusial dalam upaya promosi bersama seluruh destinasi terkait Jalur Rempah. “Ini akan memperkaya narasi kita bersama untuk melanjutkan pengajuan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO,” ujarnya.
Irini menyatakan kolaborasi dalam program Muhibah Budaya Jalur Rempah bersama Malaysia juga akan terus ditingkatkan. “Kita bisa tempuh lewat diskusi bilateral, melakukan proyek bersama yang melibatkan para ahli kedua negara, hingga pertukaran pelajar dan pemuda,” kata Irini.
Exco Pelancongan, Warisan, Seni, dan Budaya Melaka YB Datu Wira Abdul Razak bin Abdul Rahman mengatakan, kolaborasi Malaysia dan Indonesia untuk mengajukan Jalur Rempah sebagai warisan dunia ke UNESCO bisa dibahas lebih jauh lewat komite bersama. Mereka ini nanti juga akan menyusun proposal ke UNESCO melibatkan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya serta Kementerian Luar Negeri kedua negara.