Ahad 07 Jul 2024 10:51 WIB

Harga Minyak Mentah Indonesia pada Juni 2024 Alami Penurunan

Dari 79,78 dolar AS per barel pada Mei 2024, menjadi 79,31 dolar AS.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gita Amanda
Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) mengalami penurunan pada Juni 2024, (ilustrasi_)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) mengalami penurunan pada Juni 2024, (ilustrasi_)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) mengalami penurunan pada Juni 2024, dibandingkan bulan sebelumnya. Dari 79,78 dolar Amerika Serikat (AS) per barel pada Mei 2024, menjadi 79,31 dolar AS.

Penurunannya sebesar 0,47 dolar AS. Keterangan ini diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Juli 2024. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono menegaskan hal itu di Jakarta,  pada Jumat (5/7/2024).

Baca Juga

"ICP untuk bulan Juni 2024 ditetapkan sebesar 79,31 dollar AS per barel, turun sebesar 0,47 dollar AS dari harga rata-rata bulan Mei 2024 yang berada di angla 79,78 per barel," kata Agus, dalam siaran pers, Ahad (7/7/2024).

Apa yang diinformasikan, berdasarkan keputusan Menteri ESDM Nomor 327.K/MG.03/DJM/2024. Sesuai dengan analisis Tim Harga Minyak Mentah Indonesia, jelas Agus, penurunan harga minyak mentah utama internasional antara lain dipengaruhi oleh keraguan pasar terhadap permintaan minyak mentah dunia. Salah satu indikatornya adalah peningkatan stok minyak mentah di Amerika Serikat, yang naik sebesar 4,8 juta barel menjadi 460,7 juta barel. Adapun stok gasoline Amerika Serikat mengalami peningkatan sebesar 3,0 juta bbl menjadi 233,9 juta bbl dibanding stok bulan sebelumnya.

Faktor lain yang mempengaruhi pasar internasional adalah aksi profit-taking yang terjadi saat harga minyak mentah mengalami penguatan. Situasi ini dipicu oleh kekhawatiran atas gangguan pasokan minyak akibat pergolakan geopolitik di Rusia dan Timur Tengah.

Lebih lanjut, kekhawatiran pasar juga muncul dari kondisi ekonomi Amerika Serikat. Bank Sentral AS yang menunda penurunan suku bunga memperkuat nilai tukar Dolar AS. Ini kemudian membuat investor lebih memilih untuk mengalihkan investasinya dari pasar komoditas ke Dolar AS.

"Selain itu, terdapat kekhawatiran pasar akan peningkatan pasokan minyak mentah, karena hasil pertemuan OPEC+ pada awal Juni 2024, antara lain menyepakati akan mulai mengurangi pemotongan produksi pada awal Q4 2024," ujar Agus.

Data dari International Energy Agency (IEA) juga menunjukkan bahwa pada bulan Juni 2024, pasokan minyak dunia meningkat sebesar 520 ribu barel per hari, mencapai total 102,5 juta barel per hari. Namun, IEA juga menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk tahun 2024 sebesar 100 ribu barel per hari, menjadi 960 ribu barel per hari.

Selengkapnya perkembangan harga minyak mentah utama bulan Juni 2024 dibandingkan Mei 2024 relatif stabil dengan detail sebagai berikut:

- Dated Brent naik sebesar 0,56 dollar AS/barel dari 82,05 dollar AS/barel menjadi 82,61 dolar AS/barel.

- WTI (Nymex) naik sebesar 0,08 dollar AS/barel dari 78,62 dollar AS/barel menjadi 78,70 dolar AS/barel.

- Brent (ICE) stabil dari 83,00 dollar AS/barel menjadi 83,00 dolar AS/barel.

- Basket OPEC turun sebesar 0,54 dollar AS/barel dari 83,59 dolar AS/barel menjadi 83,05 dolar AS/barel.

Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia turun sebesar 0,47 dolar AS/barel dari 79,78 dolar AS/barel menjadi 79,31 dolar AS/barel.

Frederikus Bata

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement