Ahad 07 Jul 2024 13:29 WIB

Studi: Kebiasaan Merokok Bisa Tambah Risiko Demensia

Perilaku tidak merokok paling penting dalam hal menjaga fungsi kognitif.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Berhenti Merokok (Ilustrasi). Merokok dikaitkan sebagai faktor paling berpengaruh dalam menentukan risiko seseorang akan mengalami demensia pada kemudian hari.
Berhenti Merokok (Ilustrasi). Merokok dikaitkan sebagai faktor paling berpengaruh dalam menentukan risiko seseorang akan mengalami demensia pada kemudian hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Merokok dikaitkan sebagai faktor paling berpengaruh dalam menentukan risiko seseorang akan mengalami demensia pada kemudian hari. Itulah kesimpulan yang mengkhawatirkan dari sebuah penelitian inovatif yang mencakup 14 negara Eropa.

Penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications ini mengikuti lebih dari 32 ribu orang dewasa berusia antara 50 dan 104 tahun selama 15 tahun. Dengan meneliti 16 kombinasi gaya hidup yang berbeda, para peneliti dapat mengisolasi efek merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif.

Baca Juga

Hasilnya sangat mengejutkan. Terlepas dari faktor gaya hidup lainnya, non perokok secara konsisten menunjukkan tingkat penurunan kognitif yang lebih lambat dibandingkan dengan perokok. Temuan ini menunjukkan bahwa berhenti merokok-atau tidak pernah memulainya sama sekali- dapat menjadi langkah yang paling penting dalam menjaga fungsi otak seiring bertambahnya usia.

"Temuan kami menunjukkan bahwa di antara perilaku sehat yang kami teliti, tidak merokok mungkin merupakan salah satu yang paling penting dalam hal menjaga fungsi kognitif," kata Dr Mikaela Bloomberg dari University College London, dilansir Study Finds, Ahad (7/7/2024).

"Bagi orang yang tidak dapat berhenti merokok, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa terlibat dalam perilaku sehat lainnya seperti olahraga teratur, konsumsi alkohol dalam jumlah sedang, dan aktif secara sosial dapat membantu mengimbangi efek kognitif yang merugikan yang terkait dengan merokok,” kata dia.

Temuan ini memiliki implikasi penting bagi individu dan upaya kesehatan masyarakat. Para peneliti menyarankan bahwa berhenti merokok-atau tidak pernah memulainya-mungkin merupakan langkah terpenting yang dapat dilakukan orang untuk mempertahankan fungsi kognitif seiring bertambahnya usia.

Hal ini sangat relevan mengingat periode praklinis yang panjang dari kondisi seperti penyakit Alzheimer, di mana perubahan otak dapat terjadi beberapa dekade sebelum gejala muncul. Namun, para peneliti memperingatkan agar tidak mengabaikan perilaku sehat lainnya. Meskipun penelitian ini tidak menemukan efek independen yang kuat dari aktivitas fisik dan kontak sosial terhadap penurunan kognitif, faktor-faktor ini diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya. Selain itu, bagi mereka yang merokok dan merasa sulit untuk berhenti, menerapkan kebiasaan sehat lainnya dapat membantu mengurangi penurunan kognitif.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement