Ahad 07 Jul 2024 17:15 WIB

Kalender Hijriyah Bermula dari Abu Musa al-Asy'ari yang Bingung akan Surat dari Umar

Abu Musa menyarankan agar Umar melakukan penanggalan.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pawai Obor. Anak-anak mengikuti pawai obor dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1439 H di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (20/09). Tanggal 21 September menjadi awal tahun bagi penanggalan kalender 1439 Hijriah.
Foto: Iman Firmansyah
Pawai Obor. Anak-anak mengikuti pawai obor dalam menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1439 H di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu (20/09). Tanggal 21 September menjadi awal tahun bagi penanggalan kalender 1439 Hijriah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Ahad (7/7/2024), umat Islam memperingati tahun baru Hijriah yang bertepatan dengan 1 Muharram 1446 H (versi Kementerian Agama RI). Penanggalan Hijriyah yang dikenal oleh kaum Muslimin saat ini merupakan  produk politik pada zaman Sayidina Umar bin Khattab Radhyalahu anhu menjabat khalifah. Umar termotivasi ingin membuat penanggalan Islam  untuk kelancaran sistem kenegaraan ketika itu.

 

Baca Juga

Dalam sejarahnya, penentuan awal tahun Hijriyah dan penentuan bulan pertama di tahun Hijriyah diwarnai perdebatan. Ustaz Ahmad Zarkasih Lc dalam buku Muharram Bukan Bulan Hijrahnya Nabi terbitan Rumah Fiqih Publishing menjelaskan sejarahnya.

Dikisahkan Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, setelah dua tahun setengah menjabat sebagai khalifah tepatnya pada tahun ke-17 Hijriyah, Sayidina Umar mendapat kiriman surat dari salah satu gubernurnya, yaitu Abu Musa al Asy'ari yang mengadu bahwa dia kebingungan. Sebab banyak surat dari Sayidina Umar yang datang ke beliau tapi tidak ada tanggalnya.