Senin 08 Jul 2024 08:50 WIB

Soal Satu Keluarga Wajib Punya Satu Anak Perempuan, Kepala BKKBN: Saya Gak Ngomong Begitu

Kehadiran anak perempuan akan memberikan keseimbangan pada penduduk.

Warga melakukan pemeriksaan kesehatan anak. Kepala BKKBN mendorong perempuan untuk memiliki satu anak perempuan.
Foto: Dok Republika
Warga melakukan pemeriksaan kesehatan anak. Kepala BKKBN mendorong perempuan untuk memiliki satu anak perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo membantah pernyataan bahwa dirinya pernah menyampaikan satu perempuan wajib punya satu anak perempuan. Ia mengatakan rata-rata diharapkan satu perempuan punya satu anak perempuan.

"Aku tidak ngomong kalau satu perempuan wajib punya anak satu perempuan, aku ngomong gak begitu, aku ngomongnya gini rata-rata diharapkan satu perempuan punya anak satu perempuan, rata-rata, lo," katanya di Magelang, Ahad (7/7/2024).

Baca Juga

Ia menyampaikan hal tersebut usai menjadi pembicara 'Percepatan Penurunan Stunting untuk Menyongsong Generasi Emas 2045' di Magelang. "Kalau depan rumah saya punya anak perempuan dua belakang saya gak punya anak perempuan pas sudah," katanya.

Ia menyampaikan tujuan supaya penduduk tumbuh seimbang. Jadi tugas BKKBN itu menjaga penduduk tumbuh seimbang kalau suatu wilayah itu, satu kelurahan perempuannya 5.000, sepuluh tahun lagi perempuannya tinggal 4.500, pasti penduduk itu berkurang karena yang hamil dan melahirkan itu perempuan.

"Itulah makna bahwa rata-rata, jangan diterjemahkan satu perempuan wajib punya anak satu," katanya.

Ia menuturkan masih dalam rangka Hari Keluarga Nasional sehingga dalam hal ini banyak memotivasi tim pendamping keluarga, memotivasi teman-teman yang ada di lini lapangan.

"Jadi dia bekerja untuk mendampingi keluarga dalam rangka untuk mendampingi penurunan stunting, kemudian untuk membangun keluarga yang tenteram mandiri dan bahagia," katanya.

Hasto menyampaikan memang waktu untuk memanfaatkan bonus demografi mepet sekali, kalau tidak menggerakkan betul lini yang di bawah, seperti kapal yang sudah terbakar, tetapi orangnya belum loncat.

"Maka penting sekali kualitas sumber daya manusia (SDM). Target stuntingnya turun, di Magelang ini angka stunting di survei 15 persen, tetapi door to doornya 10 persen. Jadi optimis sekali, sangat optimistis target 14 persen insya Allah lewat itu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement