Senin 08 Jul 2024 18:36 WIB

Lanjutkan Bangun Tol Sumatera, Hutama Karya Minta PMN Rp 13,8 Triliun

Alokasi PMN ditujukan untuk melaksanakan penugasan pemerintah.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Indrapuri jalan tol Trans Sumatera.
Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry
Kendaraan melintas di Gerbang Tol Indrapuri jalan tol Trans Sumatera.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hutama Karya (HK) mengajukan penyertaan modal negara (PMN) 2025 sebesar Rp 13,8 triliun. Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan alokasi PMN ditujukan untuk melaksanakan penugasan pemerintah terkait pembangunan jalan tol trans Sumatera (JTTS).

"Rencana PMN 2025 sebesar Rp 13,8 triliun untuk memenuhi sebagian porsi ekuitas pada sejumlah ruas JTTS," ujar Budi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Baca Juga

Budi memerinci PMN tersebut akan digunakan untuk pembangunan ruas tol Jambi-Rengat sebesar Rp 7,6 triliun, ruas Rengat-Junction Pekanbaru sebesar Rp 5,8 triliun, dan perencanaan teknis JTTS tahap III sebesar 400 miliar. Budi menjelaskan kedua ruas tol tersebut masuk pada rencana pembangunan JTTS tahap II.

Budi mengatakan, JTTS dengan total sepanjang 2.854 km dibagi empat tahap, yang mana ruas tahap I ditargetkan selesai pada tahun ini. Budi menyebut ruas tol Jambi-Rengat dan Rengat-Junction Pekanbaru merupakan tulang punggung pembangunan JTTS tahap II.

"Progres JTTS sampai yang dibiayai PMN sampai 30 Juni 2024, Hutaka Karya telah membangun sepanjang 800 km dan ditambah akan selesai Oktober ini ada 166 km, jadi sampai Oktober akan beroperasi 996 km," ucap Budi.

Budi menyampaikan, Hutama Karya selama periode 2015-2024 telah mendapatkan PMN sebesar Rp 131 triliun yang telah terserap sebesar Rp 92,4 triliun atau sekitar 75 persen hingga Juni 2024. Budi memastikan seluruh PMN yang diberikan negara digunakan perusahaan untuk membangun JTTS.

Budi menilai PMN juga sangat krusial bagi Hutama Karya dalam pemperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas perusahaan dalam melanjutkan pelaksanaan penugasan percepatan pembangunan JTTS. Budi mengatakan hal ini berkontribusi signifikan meningkatkan konektivitas di pulau Sumatera sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi.

"(JTTS) meningkatkan potensi penerimaan fiskal dan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor di JTTS," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement