Senin 08 Jul 2024 19:44 WIB

HK Ajukan PMN Rp 13,8 Triliun pada 2025 untuk Selesaikan Jalan Tol Trans Sumatera

Hutama Karya telah menerima suntikan PMN sebesar Rp 131 triliun sepanjang 2015-2024.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Seksi 5 dan 6  Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (12/1/2024). PT Hutama Karya (Persero) akan memberlakukan penyesuaian tarif di empat ruas Jalan Tol Trans Sumatera pada 2024, yaitu Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, Tol Palembang – Indralaya, Tol Pekanbaru – Dumai, dan Tol Sigli – Banda Aceh untuk menjaga keberlangsungan jalan tol dan menciptakan iklim investasi jalan tol yang kondusif.
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Tol Seksi 5 dan 6 Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh, Jumat (12/1/2024). PT Hutama Karya (Persero) akan memberlakukan penyesuaian tarif di empat ruas Jalan Tol Trans Sumatera pada 2024, yaitu Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung, Tol Palembang – Indralaya, Tol Pekanbaru – Dumai, dan Tol Sigli – Banda Aceh untuk menjaga keberlangsungan jalan tol dan menciptakan iklim investasi jalan tol yang kondusif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Hutama Karya (HK) Budi Harto mengatakan kinerja keuangan perusahaan telah mengalami perbaikan dalam dua tahun terakhir. Budi menyampaikan hal ini merupakan capaian positif usai diterpa kerugian pada periode 2020-2022.

"Kinerja keuangan Hutama Karya mengalami kerugian pada 2020-2022 akibat beban bunga dan amortisasi dari beroperasi jalan tol yang belum layak secara finansial," ujar Budi saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Baca Juga

Sementara pada 2023, lanjut Budi, Hutama Karya berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,8 triliun. Budi optimistis torehan apik tahun lalu akan berlanjut pada tahun ini.

"Kinerja keuangan terus mengalami perbaikan sehingga membukukan laba secara konsolidasi. Per kuartal I 2024, laba Hutama Karya sudah mencapai Rp 270 miliar dan aset yang tumbuh sebesar Rp 170 triliun," ucap Budi.

Budi mengatakan pertumbuhan kinerja tak lepas dari dukungan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN). Budi menyebut Hutama Karya telah menerima suntikan PMN sebesar Rp 131 triliun sepanjang 2015-2024.

Budi mengatakan PMN memiliki efek berganda yang signifikan bagi perekonomian dan juga perusahaan. Untuk itu, Hutama Karya kembali mengajukan PMN 2025 sebesar Rp 13,8 triliun untuk tetap bisa meneruskan penugasan pemerintah dalam penyelesaian pembangunan jalan tol trans Sumatera (JTTS).

"Dengan penambahan PMN sebesar Rp 13,8 triliun pada 2025 akan membuat struktur permodalan lebih kuat dalam menyelesaikan penugasan pembangunan JTTS dan meningkatkan kemampuan untuk pengembangan usaha," kata Budi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement