Selasa 09 Jul 2024 11:08 WIB

Bukan 38 Ribu, Studi Sebut Serangan Israel ke Gaza Bunuh 186 Ribu Orang, Bom AS Berperan

Perhitungan tersebut memasukkan mereka yang meninggal akibat malnutrisi dan sakit.

Perempuan  memegang jenazah putrinya, Zena Naser, yang syahid akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Selasa, 25 Juni 2024.
Foto: Foto AP/Abdel Kareem Hana
Perempuan memegang jenazah putrinya, Zena Naser, yang syahid akibat pemboman Israel di kamp pengungsi Maghazi, Jalur Gaza tengah, Selasa, 25 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah kajian yang dipublikasikan  jurnal medis Inggris, The Lancet Jumat (5/7) pekan lalu mengindikasikan bahwa jumlah kematian di Gaza saat ini, jauh lebih rendah dari angka sebenarnya.

Menurut kajian itu, jumlah korban tewas sebenarnya akibat agresi Israel ke Jalur Gaza bisa melampaui 186 ribu orang atau sekitar 8 persen dari seluruh populasi Gaza.  

Baca Juga

Hingga kini, jumlah kematian resmi sebagaimana dicatat otoritas kesehatan Gaza  ada pada angka 38.200 orang.

Jumlah korban tewas lain sebagaimana disimpulkan kajian tersebut mencakup ribuan orang yang diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan dan ribuan lainnya yang meninggal akibat dampak sekunder konflik, seperti malnutrisi, terkena penyakit, dan kurangnya penanganan medis.

"Jumlah korban tewas yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah (dari jumlah sebenarnya). Lembaga Airwars melakukan penilaian rinci terhadap insiden-insiden di Jalur Gaza dan mendapati tidak semua nama korban yang teridentifikasi ada dalam daftar (korban tewas) otoritas setempat," demikian menurut  kajian The Lancet.

"Terlebih, PBB memperkirakan bahwa hingga 29 Februari 2024, 35 persen bangunan di Jalur Gaza telah hancur, sehingga kemungkinan jumlah jenazah yang masih tertimbun di reruntuhan bangunan yang hancur cukup besar dan diperkirakan melampaui angka 10 ribu. 

Selain itu, 14 ribu bom dengan berat masing-masing 907 kg yang dipasok Amerika Serikat untuk Israel juga menyebabkan jumlah korban tewas sangat tinggi.

Selanjutnya...

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement