Selasa 09 Jul 2024 17:47 WIB

Mereka Minta Kedatangan Kiamat Dipercepat

Kepada Rasulullah SAW, orang-orang musyrik meminta kedatangan kiamat.

Ilustrasi Kiamat.
Foto: Freepik
Ilustrasi Kiamat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Nabi Muhammad SAW menyampaikan risalah Islam, beliau mendapat banyak olok-olokan dari kaum musyrik dan kafir. Mereka mengejek Rasulullah SAW. Bahkan, lisannya sampai-sampai meminta azab pada hari kiamat agar disegerakan kedatangannya.

Kemudian, Allah SWT menyampaikan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada kaum musyrik dan kafir bahwa hari kiamat pasti akan datang. Hal ini dijelaskan dalam Surah an-Nahl ayat pertama dan tafsirnya.

Baca Juga

اَتٰىٓ اَمْرُ اللّٰهِ فَلَا تَسْتَعْجِلُوْهُ ۗسُبْحٰنَهٗ وَتَعٰلٰى عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

"Ketetapan Allah pasti datang, maka janganlah kamu meminta agar dipercepat (datang)nya. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan" (QS an-Nahl: 1)

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama ayat ini menerangkan, Allah menegaskan bahwa ketetapan Allah pasti datang. Maksud ketetapan Allah dalam ayat ini adalah hari kiamat yang telah diancamkan kepada kaum musyrik dan orang-orang kafir.

Kaum musyrik dan orang-orang kafir mengolok-olok meminta kepada Nabi Muhammad SAW agar azab hari kiamat itu segera didatangkan. Itulah sebabnya, Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk mengatakan bahwa azab-Nya yang akan dijatuhkan kepada mereka pasti terjadi.

Allah SWT melarang mereka agar tidak meminta azab itu disegerakan datangnya, karena azab hari kiamat itu akan datang pada waktu yang telah ditentukan dan diputuskan-Nya.

Dalam ayat ini, Allah Ta'ala memberitakan datangnya hari kiamat dengan menggunakan kata kerja bentuk lampau (fi'il madhi) padahal azab itu belum terjadi. Hal ini memberikan pengertian bahwa azab itu betul-betul akan terjadi.

Ayat ini mengandung ancaman bagi orang-orang kafir dan sekaligus mengandung pemberitahuan kepada mereka bahwa azab yang akan ditimpakan kepada mereka dan kehancuran mereka telah dekat dan pasti datang.

Allah SWT menyatakan bahwa Dia Maha Suci dari apa yang mereka persekutukan. Dia tidak memerlukan sekutu dan pembantu untuk menjatuhkan azab kepada mereka. Bantahan ini sebagai jawaban terhadap pernyataan mereka (orang kafir), karena mereka mengatakan akan meminta bantuan (syafa'at) kepada patung-patung yang mereka sembah.

قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ مَّا تَدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ اَرُوۡنِىۡ مَاذَا خَلَقُوۡا مِنَ الۡاَرۡضِ اَمۡ لَهُمۡ شِرۡكٌ فِى السَّمٰوٰتِ‌ؕ اِیْتُوۡنِىۡ بِكِتٰبٍ مِّنۡ قَبۡلِ هٰذَاۤ اَوۡ اَثٰرَةٍ مِّنۡ عِلۡمٍ اِنۡ كُنۡتُمۡ صٰدِقِيۡنَ

"Katakanlah (Muhammad), 'Terangkanlah (kepadaku) tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi atau adakah peran serta mereka dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (Alquran) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar'" (QS al-Ahqaf: 4).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement