Rabu 10 Jul 2024 06:53 WIB

Ekspresi Cinta Tanah Air Rasulullah

Rasulullah SAW menunjukkan cintanya kepada tanah air tempatnya dilahirkan.

Red: Hasanul Rizqa
Pemandangan Kota Makkah, Arab Saudi, terlihat dari Jabal Nur.
Foto:

Di Madinah, hati Rasulullah masih terpaut pada Makkah. Pada waktu itu, syariat Islam masih mewajibkan umat yang beriman agar shalat menghadap Masjid al-Aqsha di Baitul Makdis.

Nabi SAW bermunajat kepada Rabbnya, menginginkan agar kiblatnya umat Islam sama seperti kiblatnya Nabi Adam AS dan Nabi Ibrahim AS, yakni Ka’bah di Masjid al-Haram, Makkah.

Rasulullah berharap, Allah mengabulkan permohonannya. Karena itu, beliau sering menengadahkan wajahnya ke langit dengan harapan turun wahyu dari Allah yang memerintahkan mengalihkan arah kiblat dari Masjid al-Aqsha ke Masjid al-Haram.

Harapan ini terwujud dengan turunnya surah al-Baqarah ayat 144. Artinya, “Sungguh Kami (sering) melihat wajahmu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjid al-Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui bahwa berpaling ke Masjid al-Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.''