Rabu 10 Jul 2024 08:38 WIB

5 Pembenci Islam Jadi Mualaf, Dapat Hidayah dari Quran, Video Youtube Hingga Sepakbola

Mereka yang dahulu terkenal sebagai pegiat paham Islamofobia ini mendapat hidayah.

Hidayah (ilustrasi)
Foto: Canva
Hidayah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hidayah tak mengenal suku bangsa, ras dan warna kulit. Saat Allah sudah menyentuh jiwa dengan keindahan Islam, sosok yang tadinya keras hati dan penuh benci pun menjadi Muslim. Sudah terbukti banyak sekali mereka yang bahkan secara fisik 'terstigma' sebagai anti Islam karena berkulit putih, bermata biru dan tinggal di Eropa jatuh ke pangkuan agama yang dibawa Rasulullah SAW.

Mereka yang dahulu terkenal sebagai pegiat paham Islamofobia ini mendapat cahaya hidayah hingga menjadi mualaf. Berikut lima diantaranya yang dirangkum Republika.

Baca Juga

1. Joram Van Klaveren

Joram Van Klaveren adalah seorang penulis buku anti Islam. Ia menjadi tangan kanan Geert Wilders, yang menyusun pesan-pesan Partai Kebebasan (PVV) yang menggambarkan Islam sebagai agama “kebohongan” dan mendorong agar Alqur’an dan masjid dilarang di Belanda.

Tetapi itu dulu, Joram van Klaveren kini adalah seorang mualaf dan saat ini terus berupaya secara aktif membongkar mitos-mitos yang dulu pernah ia gembar-gemborkan tentang Islam

“Hal-hal yang saya bantu kembangkan masih ada, mereka masih menggunakan alat yang saya berikan kepada mereka,” katanya kepada Guardian. “Saya benar-benar mendengar mereka mengatakan hal-hal yang saya buat,” lanjutnya yang dipublikasikan pada Jumat (3/5/2024).

photo
Joram Van Klaveren - (Dok Republika)

Buku anti Islam karyanya, kembali mencuat di Belanda dalam beberapa bulan terakhir, ketika PVV muncul sebagai partai dengan suara terbanyak dalam pemilu Belanda baru-baru ini, sejalan dengan lonjakan platform nativis dan populis di seluruh Eropa. “Saya berada dalam politik anti-Islam selama 12 tahun, jadi saya harus melawan narasi ini setidaknya selama 12 tahun untuk menyamakan kedudukan,” kata pria berusia 45 tahun itu.

 Dibesarkan dalam keluarga Protestan yang sangat religius di Amsterdam, Van Klaveren mengatakan kekhawatiran awalnya terhadap Islam dipengaruhi oleh gerejanya. Citra Islam di matanya semakin memburuk setelah peristiwa 11 September dan pembunuhan tragis sutradara film Theo van Gogh oleh seorang Muslim yang menggambarkan dirinya sebagai seorang jihadis, yang kemudian mendorong Van Klaveren untuk bergabung dengan partai Wilders pada 2010.

Sejak itu, ia mulai aktif dalam gerakan melarang kehadiran masjid-masjid dan alquran di Belanda. Ia juga melakukan segala cara untuk melarang sekolah Islam dan pelajaran bahasa Arab di Belanda. “Saat itu, saya pikir itu adalah hal yang baik karena kami memerangi Islam,” imbuhnya.

Van Klaveren kemudian memutuskan hubungan dengan Geert Wilders pada tahun 2014 setelah rapat umum, di mana pemimpin PVV bertanya kepada pendukungnya apakah mereka menginginkan “lebih sedikit warga Maroko” di negara tersebut. Bagi Van Klaveren, hal itu tampaknya merupakan langkah yang terlalu jauh. “Saya berpikir, ya, saya harus keluar karena sekarang ini sudah menjadi masalah etnis.”

Dia mendirikan partainya sendiri, tetapi gagal mendapatkan satu kursi pun dalam pemilu nasional. Van Klaveren kemudian keluar dari dunia politik, dan menetapkan tujuan untuk menyelesaikan sebuah buku yang telah dia tulis bertahun-tahun sebelumnya. Dia pun membayangkan buku itu sebagai sebuah buku besar akademis yang akan mengungkap ancaman yang ditimbulkan oleh Islam.

Demi bukunya itu, Van Klaveren terjun langsung mencari tahu lebih banyak tentang Islam. Namun semakin dia mendalami ajaran Islam, semakin membuatnya tertarik pada Islam.

Hanya saja, ketertarikannya saat itu ia hempaskan karena pekerjaannya sehari-hari di sebuah stasiun radio evangelis. Lagi-lagi ketika keingin tahuannya tentang Islam mulai kembali menggelitiknya. Dia harus bergulat dengan statusnya sebagai suara umat Kristen konservatif.

Akhirnya hidayah Allah datang. Dia lantas meninggalkan bukunya dan meletakkannya di rak buku di rumahnya.Ketika itu, tiba-tiba buku-bukunya berjatuhan ke lantai. Van Klaveren lantas mengambil sebuah mushaf Alquran yang turut jatuh. Saat ia mengambilnya, Alquran tersebut terbuka dan tepat di surat Alhajj ayat 46.

“Terjemahannya berbunyi: ‘Bukan mata yang buta, tapi hati,’ dan saya berpikir: 'Ya, ini benar-benar masalah saya,” ujar Klaveren.“Kedengarannya seperti dongeng, tapi itu benar-benar terjadi,” tegasnya.

Selanjutnya pada 2019, ia mengumumkan perpindahan agamanya ke publik. Ia sengaja mengumumkan bahwa dirinya telah menjadi seorang Mualaf sebagai kesempatan untuk meluruskan apa-apa yang telah dibuatnya di masa lalu, tentang anti Islam.

“Dia bilang ‘kamu juga punya tanggung jawab. Karena kamu menghasut kebencian (terhadap Muslim)’,” kata Van Klaveren mengenang nasihat gurunya.

2. Arthur Wagner

Seorang politisi terkemuka dari Alternative for Germany (AfD) telah masuk Islam dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin di partai anti-Muslim tersebut. Arthur Wagner, yang merupakan anggota terke mu ka partai sayap kanan di negara bagian Jerman timur di Bran denburg, mengundurkan diri karena 'alasan pribadi'.

Meskipun Arthur Wagner keluar dari jabatan kepemimpinan AfD di Brandenburg, dia tetap menjadi anggota partai. AfD merupakan partai yang menilai Islam tidak sesuai dengan konstitusi Jerman dan meng ingin kan larangan terhadap menara masjid dan burqa yang menutupi wajah.

AFD menjadi partai terbesar ketiga Jerman di parlemen setelah pemilihan umum September 2017 lalu, dilansir di Huffington Post, Kamis (25/1). Partai anti- Muslim ini mengatakan bahwa hak tersebut merupakan hak konstitusional kebebasan beragama, terlepas dari kehidupan baru Wagner.

photo
Arthur Wagner - (Arabnews.com)

"Wagner juga bisa memilih agama lain," ujar Daniel Friese, juru bicara partai. "Wagner mengundurkan diri pada 11 Januari dari dewan negara atas kemauannya sendiri. Baru, setelah itu, diketahui bahwa dia telah masuk Islam," jelas Friese.

Sementara itu, Wagner me nolak berkomentar mengenai sta tus mualafnya. "Itu urusan pribadi saya," katanya. Di negara bagian Brandenburg, Wagner fokus pada gereja dan komunitas iman, menurut media milik pemerintah, Deutsche Welle.

AfD mulai menonjol pada 2015 dengan masuknya pengungsi dan migran ke Eropa. Par tai ini bekerja untuk menarik orang-orang Jerman dengan memicu ketakutan akan perom bak an budaya dan ancaman ter ha dap gaya hidup Jerman aki bat kedatangan migran.

Partai tersebut terpilih se bagai anggota Bundestag atau par lemen untuk pertama kalinya de ngan memenangkan 12,6 per sen suara dalam pemilihan fede ral September 2017. Mereka mem promosikan kebijakan, se perti pemulangan 500 ribu peng ungsi Suriah yang tinggal di Jer man, mengklaim bahwa perang saudara Suriah hampir berakhir. Berita tersebut memicu ce mooh pada media sosial. Banyak pengguna Twitter yang menyerang Wagner karena masuk Islam setelah menjadi pimpinan partai yang telah mencerca keha diran Muslim di Jerman.

Mantan ketua kelompok sayap kanan.. 

 

 

 

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement