Rabu 10 Jul 2024 10:10 WIB

OceanX Ajak Generasi Muda Indonesia Pelajari dan Lindungi Laut Dalam

Kerja sama antara RI dengan OceanX untuk meningkatkan riset kemaritiman.

Rep: Lintar Satria / Red: Satria K Yudha
Pengunjung menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut lokasi selam (dive site) Batee Tokong, di Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh, Ahad (10/3/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry
Pengunjung menyelam untuk menikmati keindahan bawah laut lokasi selam (dive site) Batee Tokong, di Desa Iboih, Kota Sabang, Aceh, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Co-CEO OceanX Vincent Pierebone mengajak generasi muda Indonesia untuk mempelajari dan melindungi laut dalam. Hal ini disampaikan dalam diskusi bertajuk "Deep Ocean Potential of Indonesia: How Deep Do You Explore?" yang digelar bersama Kementerian Koordinator Investasi dan Maritim dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).  

"Sebagai peneliti Amerika saya bangga dengan komunitas peneliti Amerika, Amerika sangat mendukung penelitian ilmu pengetahuan dasar, kami sangat yakin dengan proses penelitian ilmu pengetahuan dasar mengarah pada temuan yang sangat penting ke depannya," kata Pierebone, Selasa (9/7/2024).

Baca Juga

Pierebone mengatakan banyak institusi penelitian di Amerika yang meneliti pengetahuan dasar. Para peneliti Amerika, katanya, meneliti konsep-konsep yang tidak secara langsung relevan dengan nilai ekonomi tetapi proses itu memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar pada Amerika.

"Tujuan kami di sini, di Indonesia adalah untuk mengeksplorasi, melihat tempat-tempat di bumi yang sangat unik, yang ada di perairan anda, untuk melihat untuk pertama kalinya, membawa kapal penelitian dan mengajak peneliti lokal yang paling memahami perairan anda, ke kapal kami," tambahnya.

Pierebone mengajak anak-anak muda Indonesia meneliti dan melindungi mahluk-mahluk laut dalam karena menurutnya hal itu akan berkontribusi besar pada Indonesia dan dunia. Ia mengatakan hal itu sudah terbukti berkali-kali.

Ia mencontohkan alat periksa Covid-19 atau PCR yang tercipta atas temuan enzim di laut dalam. Pierebone mengatakan kunci perkembangan sains biologi yang didorong teknologi kecerdasan artifisial ada di lautan.

"Dan itu akan merevolusi obat-obatan, perawatan kesehatan, dan proses industri dan semuanya, itu semua sudah terjadi, jadi laut anda penuh dengan hal-hal unik, hal-hal yang butuh waktu 10 tahun untuk terlihat ke publik, tapi hal-hal yang merevolusi bagi kita berfungsi," katanya.

Ia mencontohkan sebuah enzim kecil yang ditemukan di bakteria yang dinamakan CRISPR membuat modifikasi DNA memungkinkan. Sudah terbukti pada semua organisme dan digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Pierebone juga mencontohkan green fluorescent protein (GFP) yang membawa penelitinya memenangkan Hadiah Nobel 2018 berasal dari lautan.

"Jadi apa yang ada di luar sana (laut dalam Indonesia), saya tidak tahu, tapi apa yang kita lakukan adalah menemukannya dan melihatnya, dan mengeksplorasinya," kata Pierebone.

"Dalam misi ini, OceanX akan mengeksplorasi dan mencari tahu yang belum diketahui, dan laut merupakan tempat terbaik untuk mempelajari yang belum diketahui," tambahnya.

Tempat-tempat yang dikunjungi dan diteliti kapal penelitian OceanX di Indonesia merupakan tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. Tapi, kata Pierebone, OceanX selalu menemukan hal-hal menarik.

"Dan kami mempublikasikan ratusan halaman hasil penelitian pada topik ini, apa yang kami temukan dari lautan," katanya.

Pierebone mengatakan lautan di seluruh dunia sangat membutuhkan bantuan. Sebab, dieksploitasi secara berlebihan dan semua orang bertanggung jawab atas hal itu. Kini, katanya, semua orang bertanggung jawab untuk memulihkannya.

"Indonesia sudah berkomitmen untuk melakukan itu, kini generasi anda, jelas bertanggung jawab untuk membuat hal itu terlaksana," katanya.

Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto mengatakan kerja sama antara RI dengan OceanX menjadi salah satu upaya bersama dalam meningkatkan riset kemaritiman Indonesia. Ia mengatakan Indonesia memiliki kelompok riset kemaritiman sendiri.

Namun kerja sama dengan pihak asing akan meningkatkan kapasitas peneliti kemaritiman Indonesia. Dalam diskusi itu ia juga menjabarkan platform kolaborasi untuk terlibat dalam proyek penelitian yang dilakukan oleh BRIN, yang bisa diajukan oleh para periset mulai dari mahasiswa sarjana sampai pasca-sarjana untuk skripsi, tesis, maupun disertasi. 

"Hal ini untuk menciptakan talenta muda dalam riset eksplorasi potensi keanekaragaman hayati maritim Indonesia, yang juga diharapkan bisa mentransformasikan potensi tersebut untuk diubah menjadi manfaat ekonomi yang bisa dikembangkan," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement