Rabu 10 Jul 2024 10:03 WIB

Arab Saudi Ancam Negara Eropa Lewat Surat Utang, Jika Berani Sita Aset Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendekati Arab Saudi di tengah isolasi Barat.

Red: Teguh Firmansyah
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman
Foto: Evelyn Hockstein via AP
Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi memperingatkan negara-negara Eropa bahwa mereka akan menjual sejumlah surat utang negara di Benua Biru itu sebagai pembalasan atas tindakan G-7 yang menyita hampir 300 miliar dolar AS aset Rusia yang dibekukan. Demikian menurut laporan Bloomberg seperti dilansir MEE,  Selasa (9/7/2024). 

Ancaman itu disampaikan dari Kementerian Keuangan Arab Saudi pada awal tahun ini ke beberapa negara G-7, ketika kelompok tersebut mempertimbangkan penyitaan aset-aset Rusia yang dibuat khusus untuk mendukung Ukraina.

Baca Juga

"Arab Saudi mengisyaratkan utang euro yang diterbitkan oleh Prancis," tulis Bloomberg.

Riyadh telah mengkhawatirkan upaya Barat untuk menyita aset Kremlin selama berbulan-bulan. Pada bulan April, Politico melaporkan bahwa Arab Saudi, bersama dengan Tiongkok dan Indonesia, secara pribadi melobi UE agar tidak melakukan penyitaan.

Ancaman Arab Saudi untuk menjual surat utang negara-negara anggota Uni Eropa menunjukkan langkah Riyadh unjuk kekuatan dalam memanfaatkan daya ekonomi mereka buat mempengaruhi para pembuat kebijakan di negara-negara barat.

Tidak jelas berapa banyak surat utang Eropa yang dimiliki Arab Saudi. Namun cadangan mata uang asing bersih bank sentral mereka mencapai 445 miliar dolar AS. Arab Saudi memiliki obligasi AS senilai 135,9 miliar dolar AS dan menempatkannya di peringkat ke-17 di antara investor surat utang AS.

Baca juga, https://news.republika.co.id/berita/sgg8xo377/saudi-bela-rusia-ini-kekuatan-kedua-negara-yang-jadi-momok-barat?

Pada bulan Juni, G-7, yang mencakup AS; Kanada; Inggris; Perancis; Jerman; Italia; dan Jepang, setuju untuk memberikan pinjaman sebesar 50 miliar dolar AS kepada Ukraina yang akan didukung oleh keuntungan dihasilkan dari aset Rusia.

Langkah ini tidak menghentikan penyitaan penuh atas aset bank sentral Rusia yang dibekukan di negara-negara Barat senilai sekitar 322 miliar dolar AS.

Bloomberg mengatakan bahwa peringatan Arab Saudi kemungkinan akan memicu pertentangan di antara beberapa negara anggota UE terhadap pendekatan yang lebih tegas, meskipun AS dan Inggris melobi agar penyitaan segera dilakukan.

Hubungan Rusia-Saudi

Ancaman Arab Saudi menggarisbawahi kekhawatiran di negara-negara Teluk  bahwa suatu hari nanti negara-negara Barat dapat menerapkan pengaruh ekonomi serupa yang mereka gunakan kepada Rusia terhadap aset-aset negara-negara Arab di luar negeri.  

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendekati Arab Saudi, karena ia bergantung pada kerajaan kaya minyak itu untuk melawan isolasi Moskow di panggung dunia dan menopang pasar energi.

Putin melakukan kunjungan langka ke Arab Saudi dan UEA pada Desember lalu. Middle East Eye melaporkan bahwa Putin meminta izin Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelum mempersenjatai pemberontak Houthi di Yaman dengan rudal jelajah anti-kapal.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement