Rabu 10 Jul 2024 11:39 WIB

Kunjungan Grand Syaikh Al Azhar Bangun Kampanye Damai untuk Palestina

Grand Syaikh al Azhar berharap semua pihak mendorong kemerdekaan Palestina.

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb saat menerima kunjungan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). Dalam pertemuan dengan Grand Syekh, Presiden Joko Widodo membahas mengenai tiga hal penting, yakni hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua, tentang perdamaian dan toleransi, serta penguatan dialog antariman. Pada kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia yang ketiga, beliau dijadwalkan mengisi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta akan berdiskusi dengan bersama para tokoh lintas agama.
Foto: Biropers Istana
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Grand Syekh Al Azhar Imam Akbar Ahmed Al Tayeb saat menerima kunjungan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). Dalam pertemuan dengan Grand Syekh, Presiden Joko Widodo membahas mengenai tiga hal penting, yakni hubungan antara Indonesia dan Mesir, khususnya dalam bidang pendidikan. Kedua, tentang perdamaian dan toleransi, serta penguatan dialog antariman. Pada kunjungan Grand Syekh Al Azhar ke Indonesia yang ketiga, beliau dijadwalkan mengisi Kuliah Umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta akan berdiskusi dengan bersama para tokoh lintas agama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI Muhammad Ali Ramdhani menyatakan kunjungan Grand Syaikh Universitas Al Azhar as-Syarif Mesir Ahmad Muhammad Ahmed Al Tayeb menjadi momentum membangun kampanye damai untuk Palestina.

“Grand Syaikh Ahmed Al Tayeb menyampaikan rasa keprihatinan terhadap Palestina, dan tentu saja kita tidak boleh berpangku tangan. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan, salah satunya membangun kampanye perdamaian di media sosial,” ujar Ali saat ditemui di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa.

Baca Juga

Ia menegaskan, perang tidak harus dilakukan secara fisik, tetapi bisa diselesaikan melalui opini untuk mengakhiri perang yang tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan.

“Kami juga mengajak seluruh umat beragama di dunia untuk bersama-sama membangun kampanye perdamaian, di manapun itu termasuk keprihatinan kita terhadap Palestina, dengan cara masing-masing mengangkat isu-isu kemanusiaan dan say no to war (katakan tidak pada perang), karena perang pada dasarnya tidak memiliki nilai-nilai kemanusiaan,” tuturnya.

Ia juga menekankan, arahan dan nasihat yang mencerahkan dari Grand Syekh Al Azhar akan diimplementasikan dengan baik di Indonesia.

“Dengan adanya kunjungan dari Grand Syaikh Al Azhar ini, kita semua memperoleh pencerahan. Nasihat-nasihat yang mencerahkan ini sejatinya kita tindaklanjuti melalui penghayatan kepada amanat beliau dan kita implementasikan dengan baik,” ucapnya.

Ia berharap, kunjungan Syaikh Ahmed Al Tayeb dapat memperkuat diplomasi antara Mesir dengan Indonesia.

“Secara prinsip, ini juga merupakan bagian dari diplomasi dua negara, Grand Syaikh dari Mesir itu di konstitusi Mesir setara dengan Perdana Menteri. Kita sadar betul bahwa hubungan Mesir dengan Indonesia adalah hubungan sejarah yang teramat sangat panjang, di mana negara tersebut yang pertama mengakui kemerdekaan Republik Indonesia,” kata dia.

Grand Syaikh Al Azhar tiba di Indonesia pada Senin (8/7). Sebelum memberi orasi ilmiah di UIN Jakarta, Grand Syekh diterima oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta. Usai mengunjungi UIN Jakarta, Grand Syekh melanjutkan lawatannya menuju Pusat Studi Al-Quran yang didirikan oleh Quraish Shihab.

Syaikh Ahmed Al Tayeb dijadwalkan melakukan berbagai kegiatan di Indonesia hingga 11 Juli 2024. Ketua Majelis Hukama Muslimin (MHM) tersebut juga akan bertemu para tokoh lintas agama serta organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement