Rabu 10 Jul 2024 12:39 WIB

Produk Makanan Asal Solo Suplai Konsumsi Haji Standar Tinggi

Konsumsi haji tahun ini dibuat dengan citarasa Nusantara

Sejumlah pekerja mengepak makanan untuk didistribusikan ke jamaah calon haji di Makkah, Arab Saudi, Rabu (22/5/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 57 katering untuk menyediakan konsumsi dengan makanan cita rasa nusantara bagi jamaah Indonesia yang melakukan ibadah haji di Makkah.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sejumlah pekerja mengepak makanan untuk didistribusikan ke jamaah calon haji di Makkah, Arab Saudi, Rabu (22/5/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 57 katering untuk menyediakan konsumsi dengan makanan cita rasa nusantara bagi jamaah Indonesia yang melakukan ibadah haji di Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Produk makanan asal Kota Solo, Jawa Tengah, yang diproduksi oleh PT Halalan Thayyiban Indonesia (PT HATI) menyuplai kebutuhan konsumsi jamaah haji berstandar tinggi sesuai dengan komitmen Pemerintah Arab Saudi.

Pemilik perusahaan Puspo Wardoyo, di Solo, Jawa Tengah, Selasa, mengatakan dalam hal makanan, memang saat ini sebagian besar makanan haji disuplai oleh perusahaan katering yang sifatnya masih belum modern atau belum standar pabrikasi.

Baca Juga

"Jadi masih katering yang bisa dikatakan tradisional. Ke depannya mau tidak mau, suka tidak suka, Kerajaan Saudi akan meningkatkan pelayanan makanan, termasuk dalam proses produksi juga harus mengikuti standar GMP (good manufacturing process) dan juga mengimplementasikan HACCP (hazard analysis critical control point)," katanya lagi.

Terkait hal itu, pihaknya sudah mulai memproduksinya melalui produk MakanKu.

Dengan makanan siap saji yang diproses dengan standar tinggi, katanya lagi, hasilnya lebih higienis, sehat, dan lebih awet.

"Karena menggunakan teknologi tinggi dan juga menggunakan standar proses sesuai dengan SFDA atau proses pabrikasi. Ini juga yang ke depan harus menjadi konsen dari semua pelaku di bisnis makanan perhajian," katanya pula.

Ia menyatakan makanan tersebut jauh lebih efektif dibandingkan makanan yang masih dimasak dan disajikan secara tradisional. Menurut dia, dengan jamaah haji yang tidak sedikit tentu hal itu menjadi pekerjaan yang tidak mudah.

"Dimasak hari ini, dikemas hari ini, kemudian di-delivery hari ini serta dikonsumsi hari ini juga. Betapa susahnya mengelola hal tersebut. Saat ini kurang lebih ada 10 juta makanan setiap hari diproduksi, dan hal tersebut tiga kali produksi dan tiga kali makan," katanya.

Selain tidak mudah, kendala lain dalam penyajian makanan segar adalah dari sisi transportasi.

"Ini juga kami alami kemarin. Jadi kami sudah masak, tapi tidak bisa menjangkau di tempat-tempat di mana jamaah haji tinggal, terutama di hotel-hotel di Mekkah. Ini juga menjadi catatan, sehingga salah satu solusi yang terbaik adalah makanan siap saji dari PT Halalan Thayyiban Indonesia yang sifatnya lebih praktis," katanya lagi.

Sementara itu, atas keberhasilannya, PT HATI mendapatkan penghargaan dari perusahaan di Arab Saudi Mashariq Mutamayyizah (Rakeen), karena dinilai sukses melayani pesanan untuk rangkaian Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) sebanyak 1.286.400 porsi, dan pesanan dari Kemenag sejumlah 218.400 porsi untuk Hotel Makkah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement