Rabu 10 Jul 2024 17:59 WIB

Mengapa Saudi Berani Tantang Eropa dan Bela Rusia?

Faktor ekonomi jadi salah satu latar mesranya Saudi dan Rusia.

Red: Fitriyan Zamzami
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud di Kremlin Moskow pada 2017
Foto:

Merujuk BBC, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Amerika Serikat, Inggris, dan UE, serta negara-negara lain termasuk Australia, Kanada, dan Jepang, telah menjatuhkan lebih dari 16.500 sanksi terhadap Rusia. Target utama mereka adalah uang Rusia. Cadangan mata uang asing senilai 350 miliar dolar AS, sekitar setengah total cadangannya devisa Rusia telah dibekukan sejauh ini.

Sekitar 70 persen aset bank-bank Rusia juga dibekukan, kata UE, dan beberapa diantaranya dikeluarkan dari Swift, layanan pesan berkecepatan tinggi untuk lembaga keuangan. Negara-negara Barat juga telah melarang ekspor teknologi yang mungkin digunakan Rusia untuk membuat senjata. Selain itu, melarang impor emas dan berlian dari Rusia dan melarang penerbangan dari Rusia. Barat juga memberi sanksi kepada oligarki, pebisnis kaya yang memiliki hubungan dengan Kremlin, serta menyita kapal pesiar mereka.

Industri minyak Rusia juga menjadi target utama lainnya. AS dan Inggris melarang minyak dan gas alam Rusia. UE telah melarang impor minyak mentah melalui laut. G7 – sebuah organisasi yang terdiri dari tujuh negara dengan perekonomian “maju” terbesar di dunia – telah memberlakukan harga maksimum sebesar 60 dolar AS per barel minyak mentah Rusia, dalam upaya mengurangi pendapatannya.

Ratusan perusahaan besar, termasuk McDonald's, Coca-Cola, Starbucks dan Heineken, telah berhenti menjual dan memproduksi barang di Rusia. Namun, beberapa masih berbisnis di Rusia.