REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dunia saat ini dilanda sejumlah konflik. Yang menelan korban jiwa hingga 40 ribuan orang adalah yang terjadi di Palestina, tanah para nabi yang kini dijajah zionis Israel. Inilah kawasan tempat terjadinya pelanggaran HAM dalam waktu yang panjang.
Persoalan Palestina dibahas Grand Syaikh Al Azhar Ahmad al-Tayeb saat mengunjungi Indonesia. pada Rabu (10/7/2024), al imam al akbar duduk bersama Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla dan Ketua ASFA Foundation Komjen Pol (pur) Syafruddin.
Dalam pertemuan ini, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia ini memjnta Grand Syekh Al Azhar membangun upaya bersama untuk membantu negara muslim yang masih terlibat konflik dengan dampak kerentanan sipil yang tinggi khususnya di Palestina dan Afganistan.
Imam besar Al Azhar itu pun merespons positif permintaan Jusuf Kalla. Prof Al Tayeb mengatakan, Mesir dan Indonesia harus terlibat aktif sebagai katalisator untuk mendorong persatuan negara-negara dunia demi mendorong percepatan gencatan senjata permanen serta perdamaian di Gaza, Palestina.
“Indonesia dan Mesir harus menjadi penggerak utama untuk mewujudkan perdamaian di Palestina. Saat ini, kita harus berdoa agar Allah melimpahkan kedamaian di sana, sekaligus menjaga seluruh warga Palestina sehingga mereka semua dapat hidup sejahtera,” kata Grand Syaikh al Azhar.
Tidak hanya membahas sejumlah peristiwa penting di bidang keamanan global, Syekh Al Azhar dan Jusuf Kalla juga membicarakan tentang masalah pendidikan pemberdayaan perempuan dan promosi pemahaman moderasi beragama dunia.
Jusuf Kalla mengucapkan terima kasih atas komitmen dan dukungan Al Azhar, salah satunya lewat pemberian beasiswa pendidikan kepada pelajar Indonesia selama menjalani studi di Kairo. Dia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan Al Azhar untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Depok.
Di bidang pendidikan ini, Prof Al Tayeb pun meminta kepada Jusuf Kalla dan Syafruddin untuk menyelenggarakan KTT para menteri pendidikan di seluruh negara-negara Islam. Menurut dia, KTT tersebut perlu diadakan untuk menyeragamkan standar kurikulum pendidikan berbasis pandangan Wasathiyah Islam yang berkemajuan.
Sementara itu, Syafruddin Kambo menyatakan Universitas Al Azhar Mesir sangat penting dalam proses kaderisasi Islam Wasathiyah dunia, salah satunya terhadap pelajar Indonesia di Kairo. Lewat ASFA foundation, Syafruddin pun menyatakan komitmennya untuk terus mendukung pelajar Indonesia di al-azhar.
Sejauh ini, ASFA Foundation sendiri telah memberikan lebih dari 400 beasiswa kepada mahasiswa Indonesia mulai dari strata satu sampai doktoral di Kairo.
Prof Al Tayeb menyambut hangat komitmen Syafrudin tersebut. Dia pun berterima kasih terhadap peran strategis Syahrudin lewat ASFA Foundation yang selama ini telah membantu meringankan beban umat Islam, salah satunya di bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia.
Untuk diketahui, dalam kunjungannya kali ini Grand Syekh juga bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo dan sejumlah tokoh ormas Islam di Indonesia. Salah satu agendanya adalah untuk mempromosikan Islam Wasathiyah.
Grand Syaikh Al-Azhar akan berada di Indonesia selama empat hari pada tanggal 8-11 Juli 2024. Kunjungan kali ini adalah dalam lawatannya di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia.
Pejabat Fungsi Pensosbud KBRI Kairo Dr. Rahmat Aming Lasim mengatakan, lawatan Grand Syaikh di Asia Tenggara dalam rangka mempromosikan Wasatiyyat Islam (Moderat), perdamaian dan kemanusiaan global. Al-Azhar genjar melakukan kampanye global dalam rangka kerukunan antar umat beragama dan toleransi serta nilai-nilai Islam yang berkemajuan.