REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maut tidak mengenal tua atau muda. Pun ia tidak memandang status manusia. Orang-orang saleh juga pasti akan merasakan kematian.
Dikisahkan, setelah wafat, Nabi Musa AS ditanya oleh Allah--dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. "Bagaimana melewati kematian?"
Nabi Musa AS menjawab, "Aku melihat nyawaku seperti seekor burung yang sedang digoreng, tetapi tidak mati juga tidak dapat terbang atau lari hingga selesai penderitaannya."
Dalam riwayat lain, Musa AS melukiskan maut yang dialaminya bak "seekor kambing dikuliti hidup-hidup."
Aisyah pernah menuturkan, ketika Rasulullah SAW hampir wafat, semangkuk penuh air diletakkan di sisi beliau. Lantas, Nabi SAW berkali-kali memasukkan tangannya yang mulia ke dalam mangkuk itu. Tangannya yang basah lalu menyapu wajahnya yang mulia. Beliau pun berdoa, "Ya Allah, tolonglah aku dalam kesakitan naza’ (sakaratul maut) ini!"
Suatu ketika, Umar bin Khattab meminta Ka’ab untuk melukiskan keadaan mati. Ka’ab RA menjawab, "Wahai Amirul Mukminin, mati seperti sebuah dahan pohon yang penuh duri, lalu dimasukkan ke tubuh seseorang sehingga duri-duri memasuki setiap rongga tubuhnya, lalu pohon itu diseret sekuat tenaga. Begitulah ruh ketika dikeluarkan dari tubuh."
Adapun tentang malaikat maut juga termaktub dalam berbagai riwayat. Rupa malaikat maut ketika mencabut nyawa orang fasik sangat mengerikan sehingga orang yang paling gagah berani sekali pun tidak akan kuat melihatnya.
Nabi Ibrahim AS pernah berkata pada malaikat maut, Izrail, "Tunjukkanlah rupamu ketika kamu mencabut nyawa orang-orang fasik!"
Malaikat menjawab, "Engkau tidak akan tahan melihatnya."
Ibrahim pun mendesaknya sehingga Izrail memintanya untuk memalingkan wajah ke arah lain. Sejenak kemudian, malaikat maut berkata, "Silakan engkau melihatnya!"
Ibrahim AS lantas menoleh kepadanya. Terlihat sosok yang berdiri di hadapannya berupa tubuh raksasa yang sangat hitam, berbulu kasar, bau busuk tercium dari tubuhnya, serta dari mulut dan lubang hidungnya keluar api berasap.
Melihat itu, Ibrahim AS jatuh pingsan. Ketika sadar, Izrail AS telah bertukar kembali ke rupa asalnya.
Ibrahim berkata, "Sekiranya tiada siksaan lain yang menyakiti orang-orang fasik niscaya dengan melihat rupamu saja, hal itu sudah cukup sebagai azabnya!"
Malaikat maut ketika menemui hamba-hamba Allah yang saleh, maka akan tampil dengan sosok sangat indah, berpakaian sangat bagus, dan tubuhnya berbau harum.
"Sekiranya tiada balasan yang menyenangkan bagi orangorang beriman dan saleh, maka dengan melihat rupamu saja ketika datang untuk mencabut ruhnya, niscaya hal itu sudah mencukupi," kata Nabi Ibrahim AS.