REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Dalam Negeri Lithuania, Agne Bilotaite secara resmi berkirim surat kepada Komisaris Uni Eopa untuk urusan Dalam Negeri Ylva Johansso guna meminta dukungan keuangan dalam memperkuat perlindungan perbatasan negara Baltik itu dengan Rusia.
Menurut siaran pers Kementerian Dalam Negeri yang dikutip Anadolu beberapa waktu lalu, Menteri Agne Bilotaite menekankan kebutuhan mendesak untuk memodernisasi dan memperbarui sistem pengawasan perbatasan. “Saat ini, memperkuat keamanan perbatasan Lithuania sepanjang 275 kilometer (170.877 mil) dengan Rusia adalah prioritas kami,” demikian siaran pers itu mengutip pernyataan Bilotaite.
Sebagian besar infrastruktur pengawasan perbatasan, lanjutnya, perlu ditingkatkan untuk memastikan Lithuania mendapat informasi yang tepat tentang situasi di perbatasan dan dapat menjamin keamanan di wilayah perbatasan luar Uni Eropa. Biaya modernisasi tersebut diperkirakan mencapai sekitar 16 juta euro (Rp 281,9 miliar) sedangkan dana yang dibutuhkan adalah 13,7 juta euro (Rp 241,4 miliar), demikian keterangan kementerian tersebut.
Pada bulan Oktober tahun lalu, Lithuania menerima hibah Uni Eropa sebesar 9,3 juta euro (Rp 163,8 miliar) yang memungkinkan negara Baltik tersebut meningkatkan sistem pengawasan perbatasan di sepanjang batas wilayah dengan Belarus.
Dalam suratnya, Bilotaite lebih jauh menyoroti kontribusi Komisi Eropa dalam melawan masuknya imigran gelap yang diduga "diatur" oleh rezim Belarus. Kegiatan itu dimulai pada tahun 2021, demikian menurut stasiun penyiaran nasional LRT.
Sejauh ini, Komisi Eropa telah memberi Lithuania dukungan sekitar 100 juta euro (Rp 1,7 triliun) untuk penguatan perbatasan dengan Belarus di tengah dugaan serangan hibrida Rusia terhadap negara tersebut, kata LRT.