Kamis 11 Jul 2024 11:38 WIB

NATO Beri Pesan Kuat ke China, Jangan Bantu Rusia

Barat menduga China mengirimkan bantuan komponen senjata ke Rusia.

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg.
Foto: Anadolu
Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sekretaris Jenderal Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menyatakan aliansi tersebut mengirimkan sebuah pesan yang kuat kepada China terkait dengan kerja sama negara Tirai Bambu itu dengan Rusia.

"Deklarasi yang kami setujui hari ini adalah pesan terkuat yang pernah dikirimkan oleh sekutu NATO tentang kontribusi China terhadap perang ilegal Rusia melawan Ukraina, sehingga itu  merupakan pesan yang kuat," kata Stoltenberg dalam konferensi pers setelah hari pertama KTT NATO di Washington.

Baca Juga

Deklarasi KTT Washington secara khusus meminta China untuk menghentikan semua dukungan material dan politik terhadap upaya perang Rusia. Termasuk transfer material seperti komponen senjata, peralatan, dan bahan mentah yang menjadi input bagi sektor pertahanan Rusia.

Amerika Serikat telah lama menduga bahwa perusahaan-perusahaan China telah memberikan dukungan militer kepada Rusia, suatu klaim yang telah dibantah oleh kedua negara.

China mengatakan bahwa pihaknya adalah pihak yang netral dalam konflik Ukraina dan menekankan bahwa China tidak memanfaatkan konflik tersebut untuk menjual senjata kepada pihak mana pun.

Rusia telah melakukan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari 2022. Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa operasi tersebut bertujuan untuk melindungi orang-orang yang menjadi sasaran genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun. Tujuan akhir dari operasi tersebut adalah untuk membebaskan Donbas dan menciptakan kondisi yang menjamin keamanan Rusia.

Konferensi tingkat tinggi (KTT) NATO berlangsung di ibukota AS, Washington D.C. sejak Selasa (9/7) hingga 11 Juli 2024. 

sumber : Antara/Sputnik
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement