Kamis 11 Jul 2024 19:25 WIB

Temukan Banyak Dugaan Kecurangan PPDB 2024, Massa Ontrog Kantor KCD

Sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dengan petugas kepolisian

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Massa berunjuk rasa ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, Kota Cirebon, memprotes adanya dugaan kecurangan dalam PPDB SMA di Kota Cirebon, Kamis (11/7/2024).
Foto: Dok Republika
Massa berunjuk rasa ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, Kota Cirebon, memprotes adanya dugaan kecurangan dalam PPDB SMA di Kota Cirebon, Kamis (11/7/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON---Sejumlah dugaan kecurangan ditemukan dalam proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA di Kota Cirebon. Hal itu mendorong massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Peduli Pendidikan berunjuk rasa ke Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah X Jawa Barat, Kamis (11/7/2024).

Massa yang mengawali aksinya dengan melakukan longmarch kemudian membakar ban di ruas jalan di depan kantor tersebut. Hal itu membuat arus lalu lintas di sekitar lokasi mengalami kemacetan yang cukup panjang.

Baca Juga

Sempat terjadi aksi saling dorong antara massa dengan petugas kepolisian. Hal tersebut terjadi karena massa memaksa masuk ke dalam Kantor KCD Pendidikan wilayah X Jawa Barat yang dijaga ketat oleh polisi. Beruntung, situasi yang memanas itu tidak berlangsung lama.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, massa menuntut agar KCD Pendidikan wilayah X Jawa Barat mengusut berbagai temuan kecurangan pada proses PPDB di Kota Cirebon. ‘’Kita menuntut dilakukannya uji keabsahan data PPDB,’’ ujar Koordinator Aksi, Jairus Usup.

Selain itu, massa juga menuntut penguduran diri dan atau pemecatan terhadap oknum yang melakukan kecurangan dalam penyelenggaraan PPDB. Hal itu sesuai Fakta Integritas PPDB Jabar 2024.

Perwakilan pengunjuk rasa, Muhammad Hikmah Yasin, mengatakan, indikasi kecurangan dalam PPDB tingkat SMA di Kota Cirebon itu ditemukan di semua jalur PPDB.

Seperti misalnya untuk jalur zonasi, kata Yasin, pihaknya menemukan bukti adanya peserta yang jarak antar rumahnya hanya satu meter. Hal itu, ditemukan di seluruh SMA yang menjadi sampel penelusuran mereka. Selain itu, kata Yasin, pihaknya juga menemukan ada peserta yang sekolahnya SMP-nya di Purwokerto, namun mendaftar lewat jalur zonasi di SMA Cirebon.

‘’Apakah masuk logika? Berarti anak ini setiap hari bolak-balik (Purwokerto – Cirebon) selama satu tahun, pakai pesawat jet kah? Kan gak mungkin, gak masuk logika,’’ kata Yasin.

Tak hanya itu, kata Yasin, ditemukan pula dugaan kecurangan pada jalur prestasi. Dia menyebutkan, ada peserta yang tidak pernah menggeluti dunia persilatan, tiba-tiba tercatat sebagai juara 2 lomba silat tingkat provinsi. ‘’Kan aneh,’’ katanya.

Yasin menambahkan, dugaan kecurangan juga ditemukan pada jalur KETM (Keluarga Ekonomi Tidak Mampu). Dia mengatakan, ada lulusan salah satu SMP swasta favorit yang mendaftar ke SMA melalui jalur KETM.

‘’Jalur KETM kan untuk orang-orang tidak mampu. Tapi di jalur KETM ini kita temukan ada anak yang SMP asalnya boarding school, yang harganya prestise, kok bisa masuk SMA pakai jalur KETM?,’’ kata Yasin.

Yasin mengungkapkan, berbagai temuan itu sudah dilaporkan ke Ombudsman Jabar, Ombudsman RI maupun Disdik Jabar. Pihaknya berharap, berbagai temuan itu bisa mendapat tanggapan dari instansi terkait.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement