REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pagi menjadi waktu berharga bagi umat Islam untuk memulai aktivitas. Banyak keberkahan dan terbukanya pintu rejeki yang diberikan Allah SWT kepada hamba-Nya pada pagi hari. Maka dari itu salah satu ibadah disunahkan adalah mengerjakan sholat sunah isyroq dan sholat sunah Dhuha.
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah menjelaskan bahwa setelah sholat Subuh hingga matahari terbit dilarang bagi seorang Muslim melakukan sholat sunah. Namun demikian ketika telah terbit matahari setinggi galah yakni setelah matahari terbit dan telah naik satu tombak (tujuh hasta atau 2,5 meter) sebagaimana awal waktu shalat Dhuha maka dianjurkan untuk melaksanakan sholat sunah dua rakaat yakni sholat isyroq.
فإذا طلعت الشمس ، وارتفعت قيد رمح فصل ركعتين وذلك عند زوال وقت الكراهة للصلاة ، فإنها مكروهة من بعد فريضة الصبح إلى ارتفاع الشمس.
Ketika telah keluar matahari dan telah tinggi kira-kira setinggi galah maka sholatlah dua rakaat (sholat isyroq), dan itu dilakukan ketika setelah hilang waktu larangan sholat. Maka sholat sunah itu dilarang sejak setelah sholat fardhu subuh sampai setinggi galah.
Lalu setelah memasuki waktu Dhuha, maka disunahkan untuk melakukan sholat sunah Dhuha baik sebanyak empat rakaat, enam rakaat ataupun delapan rakaat. Di mana pelaksanaannya dikerjakan dua rakaat dua rakaat.
فإذا أضحى النهار ، ومضى منه قريب من ربعه. فصل صلاة الضحى (أربعا) أو (ستا) أو (ثماني) مثنى ، مثنى ، فقد نقلت هذه الأعداد كلها عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، والصلاة خير كلها ، فمن شاء فليستكثر ومن شاء فليستقلل .
Ketika telah masuk Dhuha waktu siang, telah lewat dari waktu siang hampir seperempatnya maka sholat dhuha lah empat rakaat, atau enam rakaat, atau delapan rakaat. Caranya dua rakaat, dua rakaat. Maka sudah diriwayatkan semuanya dari Rasulullah SAW. Sholat sunah itu baik semuanya, maka barangsiapa orang yang mengharap maka perbanyak sholat sunah dan siapa yang ingin menyedikitkan maka sedikitlah.