Jumat 12 Jul 2024 07:21 WIB
Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Topan Beryl menghantam negara bagian Texas, Amerika Serikat bagian selatan, pada Senin (8/7) lalu. Beberapa diaspora Indonesia yang menjadi saksi ganasnya Topan Beryl di Texas, berbagi cerita kepada VOA. “Saat ada peringatan badai, kami sekeluarga sudah bersiap mengemas paspor, baju-baju, dimasukkan ke koper … Kami bersiap kalau atap rumah kami lepas tersapu tornado,” kata Denny Witjaksana, diaspora Indonesia sekaligus perwakilan Masjid Istiqlal Houston.
“Sekitar jam 6 pagi terdengar suara kenceng banget seperti suara kereta datang … Ketika kami lihat ke jendela, semua benda di halaman belakang sudah beterbangan,” cerita Nitya Anindita, diaspora Indonesia yang tinggal di Sugar Land, Texas.
Pusat Badai Nasional AS (NHC) mengatakan Beryl menghantam Texas dengan kecepatan 130 km/jam. KJRI Houston katakan tak ada WNI yang meninggal dunia dalam bencana ini. “WNI di Texas yang terdampak, sekitar 1.986 orang … Alhamdulillah semuanya aman,” kata Hadyan Tamimi, Konsul Muda KJRI Houston.
Topan Beryl mengakibatkan sekitar 2,5 juta warga Texas terkena pemadaman listrik, akibat jalur transmisi listrik yang roboh pada Senin lalu. Pada Rabu (10/7), pejabat setempat sebut akan berusaha mengembalikan aliran listrik ke rumah-rumah warga secepat mungkin.
“Saya juga telah berbicara dengan CenterPoint beberapa kali, termasuk kemarin, kemarin lusa, dan pagi ini … Mereka harus bekerja secepat mungkin untuk memulihkan listrik dengan cara yang paling aman,” kata Letnan Gubernur Texas, Dan Patrick.