Jumat 12 Jul 2024 09:51 WIB

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Sebagian Besar Kota Besar Cerah Berawan pada Jumat

Ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Indonesia.

Lanskap langit Jakarta terlihat cerah hingga tampak biru di Jakarta, Selasa (19/3/2024). Kondisi langit di Jakarta tampak terlihat biru dinilai karena kualitas udara di Jakarta berada dalam kondisi baik menurut situs IQAIR yang menempatkan kawasan Jakarta berada di poin 25. Polutan utama di Jakarta saat ini merupakan PM 2,5. Untuk diketahui, PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer). Kualitas udara Jakarta hari ini berada di posisi 9 kota dengan urutan indeks kualitas udara baik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Lanskap langit Jakarta terlihat cerah hingga tampak biru di Jakarta, Selasa (19/3/2024). Kondisi langit di Jakarta tampak terlihat biru dinilai karena kualitas udara di Jakarta berada dalam kondisi baik menurut situs IQAIR yang menempatkan kawasan Jakarta berada di poin 25. Polutan utama di Jakarta saat ini merupakan PM 2,5. Untuk diketahui, PM 2,5 adalah partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (mikrometer). Kualitas udara Jakarta hari ini berada di posisi 9 kota dengan urutan indeks kualitas udara baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sebagian besar kota-kota di Indonesia cerah berawan pada Jumat siang, bahkan ada yang cerah berawan sepanjang hari.

Adapun kota-kota yang diperkirakan cerah berawan sepanjang hari yaitu Bengkulu, Jakarta Pusat, Semarang, Banjarmasin, Pangkal Pinang, Kupang, dan Palembang.

Baca Juga

Sedangkan kota-kota yang cerah berawan pada siang adalah Banda Aceh, Denpasar, Serang, Yogyakarta, Pontianak, Tarakan, Mataram, Pekanbaru, Mamuju, Makassar.

Adapun sejumlah kota diperkirakan hujan ringan, yaitu Manado, Kendari, Manokwari, dan Ambon, sedangkan Gorontalo diperkirakan hujan sedang.

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan fenomena hujan deras di musim kemarau yang terjadi belakangan ini bukanlah anomali iklim.

Menurutnya, kondisi tersebut adalah sesuatu yang normal dan wajar terjadi di Indonesia, mengingat letak geografis Indonesia yang berada diantara dua benua yaitu Australia dan Asia dan dua samudra yaitu Pasifik dan Hindia.

"Letak geografis ini menjadikan Indonesia memiliki dua musim yang berbeda, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Angin monsun barat dari Benua Asia membuat Indonesia mengalami musim hujan. Sementara secara umum, musim kemarau di Indonesia berkaitan dengan aktifnya angin monsun timur dari Australia yang bersifat kering," kata Dwikorita.

Meski berstatus musim kemarau, ujarnya, namun bukan berarti tidak turun hujan sama sekali. Melainkan curah hujan di suatu tempat kurang dari 50 mm/dasarian dan terjadi minimal tiga dasarian berturut-turut. Musim kemarau sendiri, katanya, tidak terjadi secara bersamaan di Indonesia dan berlangsung dengan durasi yang berbeda antar wilayah.

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto mengatakan bahwa berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan yang signifikan di wilayah Indonesia, meskipun telah memasuki awal musim kemarau.

Dia menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan curah hujan, yaitu aktivitas fenomena cuaca MJO, Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial yang terdeteksi di sebagian wilayah Jawa, sebagian besar wilayah Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua.

Selain itu, katanya, suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia turut berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah tersebut.

Guswanto menyebut, secara umum, kombinasi pengaruh fenomena cuaca tersebut diperkirakan masih menimbulkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement