Jumat 12 Jul 2024 12:20 WIB

Aksi Ini Dilakukan Hizbullah Jika Israel Terus Bunuh Rakyat Palestina

Israel terus menyerang rakyat Palestina di Gaza.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah, Rabu, 10 Juli 2024.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Asap mengepul menyusul serangan udara Israel di Jalur Gaza tengah, Rabu, 10 Juli 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hizbullah menyampaikan ancaman kepada Israel. Hizbullah menegaskan bahwa pihaknya akan berhenti mengebom Israel jika Israel berhenti membunuh rakyat Gaza, Palestina.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan, ketika pembunuhan di Gaza berhenti, Hizbullah akan menghentikan pertempuran.

Baca Juga

"Jadi ketika ada gencatan senjata di Gaza, kami akan berhenti menembak dari Lebanon selatan (ke Israel)," kata Hassan Nasrallah dalam video pendek yang dipublikasikan akun Instagram Middle East Monitor, Kamis (11/7/2024).

Hassan Nasrallah mengatakan, jika Israel memutuskan untuk terus berperang dan menyerang Lebanon selatan, Hizbullah punya prioritas.

Ia menegaskan, Hizbullah memulai ini untuk mendukung Gaza dan rakyatnya. Hizbullah juga memiliki prioritas untuk melindungi Lebanon.

"(Kami memiliki prioritas untuk melindungi) Lebanon selatan dan keluarga kami serta rakyat kami," ujar 

Hassan Nasrallah.

Dilansir dari laman Middle East Monitor, Rabu (10/7/2024), Pimpinan Hizbullah mengatakan bahwa kelompoknya akan berhenti menyerang Israel jika gencatan senjata tercapai di Jalur Gaza, Anadolu Agency melaporkan.

“Siapa pun yang mengancam kami dengan invasi, harus melihat apa yang terjadi di Rafah (di Gaza selatan), di mana mereka (Israel) gagal meraih kemenangan,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pada Selasa lalu, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, mengancam perang dengan Hizbullah jika kelompok tersebut tidak mundur ke luar Sungai Litani di Lebanon selatan.

Sungai ini berjarak beberapa kilometer dari perbatasan dan diatur dalam resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang mengakhiri perang dengan Israel pada tahun 2006.

“Mendorong Hizbullah delapan atau 10 kilometer jauhnya dari perbatasan seperti yang diklaim oleh Israel tidak akan menyelesaikan masalahnya,” kata Nasrallah.

Pemimpin Hizbullah memperingatkan, jika Israel memutuskan untuk menyerang Lebanon selatan setelah gencatan senjata tercapai di Gaza, Hizbullah akan membela Lebanon dan tidak akan menoleransi penjajahan.

Nasrallah menekankan bahwa kelompoknya akan melakukan gencatan senjata tanpa diskusi jika kesepakatan potensial tercapai di Gaza.

“Hamas mewakili poros perlawanan dalam negosiasi, dan apapun yang mereka terima, kami semua menerimanya karena mereka berkoordinasi dengan faksi-faksi Palestina,” ujar Nasrallah.

Kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat di tengah pertukaran serangan lintas batas antara kedua belah pihak.

Peningkatan ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza, yang mewafatkan hampir 38.300 orang sejak Oktober 2023.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement