Jumat 12 Jul 2024 13:36 WIB

Laporan: Bom Buatan AS Dipakai Israel untuk Mengebom Sekolah di Gaza

Lebih dari 30 orang dilaporkan terbunuh dalam serangan yang dilancarkan Israel itu.

Seorang warga Palestina membersihkan puing-puing di sekolah UNRWA yang hancur akibat serangan udara Israel di Nusairat di Jalur Gaza, 6 Juni 2024. Bom buatan India disebut dipakai Israel dalam serangan itu.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang warga Palestina membersihkan puing-puing di sekolah UNRWA yang hancur akibat serangan udara Israel di Nusairat di Jalur Gaza, 6 Juni 2024. Bom buatan India disebut dipakai Israel dalam serangan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Rezim Zionis menggunakan amunisi yang dipasok Amerika Serikat untuk mengebom sekolah yang dikelola PBB di Kota Khan Yunis di Gaza selatan baru-baru ini. Demikian menurut pemberitaan CNN pada Rabu malam berdasarkan penyelidikannya.

Menurut Aljazirah, lebih dari 30 orang terbunuh dan puluhan orang lainnya terluka dalam pengeboman di sekolah yang menjadi pengungsian bagi warga Palestina pada Selasa.

Baca Juga

CNN sebelumnya telah mengulas sejumlah video yang terkait dengan pengboman sekolah lainnya di kamp Nuseirat di Jalur Gaza. Berdasarkan hal itu, pihaknya melaporkan bahwa serangan tersebut juga dilakukan dengan menggunakan amunisi buatan AS.

Lebih dari 40 warga Palestina terbunuh dalam serangan terhadap sekolah milik Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada 6 Juni.

Menurut IRNA, rezim Zionis juga melakukan kejahatan serupa yakni menyerang sekolah al-Awda yang berada di timur Khan Yunis dan menyebabkan lebih dari 30 orang tewas.

Warga Palestina yang mengungsi dari wilayah lain di Gaza selama lebih dari sembilan bulan serangan Israel berlangsung, berlindung di sekolah tersebut.

Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, menggambarkan serangan mematikan itu sebagai puncak genosida rezim Zionis di wilayah yang dikepung tersebut.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement