REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis anak dr Natasya Ayu Andamari mengingatkan kalangan orang tua agar tidak melewatkan waktu mengenai pemberian vaksinasi polio bagi anak-anaknya. Apalagi, baru-baru ini telah ditemukan kasus baru polio.
"Vaksin polio diberikan untuk meningkatkan antibodi," kata Natasya dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kecamatan Pulogadung di Jakarta, berkaitan dengan Pekan Imunisasi Nasional putaran pertama pada 23 hingga 29 Juli 2024, Jumat (12/7/2024).
Dia menjelaskan bahwa vaksin tetes akan memberikan antibodi di usus, sementara suntik antibodi untuk tubuh. "Jadi perlindungan tidak hanya yang ada di tubuh," katanya.
Natasya juga mengatakan, apabila orang tua tidak memberikan vaksin polio pada anak dikhawatirkan adanya penurunan perlindungan dari anak-anak terhadap penyakit polio. Ketika perlindungan turun, virusnya akan tetap ada di feses dan bisa menyebar ke tubuh. Karena itu, perlindungan melalui pemberian vaksin penting pada usus dan seluruh tubuh. Pemberian vaksin tak hanya menguntungkan bagi anak.
"Namun, lingkungan sekitar juga bisa ikut terjaga," kata Natasya.
Kendati demikian, Natasya mengingatkan bahwa pemberian vaksin memang tak menjamin seseorang tak akan mengalami penyakit tertentu sama sekali. Tujuan pemberian vaksin adalah untuk menekan agar angka kasus yang terjadi tidak begitu tinggi.
"Ketika semuanya sudah terlindung angka kejadiannya akan lebih turun hingga nggak ada sama sekali. Seapes-apesnya anaknya kena polio, yang diharapkan adalah penyembuhannya akan lebih optimal," kata Natasya.
Natasya memaparkan, apabila anak akan menjalani vaksin tetes, sebaiknya orang tua tidak menyusui anak selama satu jam sebelum diteteskan vaksin ke dalam mulut anak.
"Sebab hal ini bisa menimbulkan risiko muntah," katanya.
Kemudian orang tua baru boleh memberikan susu kepada anaknya 30 menit setelah vaksin. Namun apabila anak mengalami muntah, maka pemberian vaksin tidak perlu diulangi. Selain itu agar pemberian vaksin optimal, pastikan anak tidak dalam kondisi demam, batuk atau pilek.
"Jika anak baru mengalami hal tersebut, sebaiknya menunggu beberapa hari agar kondisi anak betul-betul dipastikan sehat," kata dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta tersebut.