Sabtu 13 Jul 2024 12:55 WIB

Tiga Hal Ini Harus Diingat Saat Bertaubat   

Penyesalan dan taubat itu merupakan dua perbuatan yang berbeda.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Bertaubat. Ilustrasi
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Bertaubat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin mengingatkan orang-orang yang sedang bertaubat untuk mengingat tiga hal. Dijelaskan juga bahwa penyesalan dan taubat adalah dua hal yang berbeda.

Tiga hal yang harus diingat saat bertaubat yang pertama adalah, menyadari betapa buruknya dampak dosa-dosa yang telah dilakukan terhadap hatinya. Kedua, ingat kerasnya siksa Allah SWT, kepedihan yang akan dialami akibat murka dan kemarahan-Nya yang tidak akan sanggup untuk kamu hadapi.

Baca Juga

Ketiga, seorang hamba mesti menyadari besarnya kelemahan dan kurangnya tenaga untuk bisa menahan diri dari godaan dosa. Mana mungkin orang yang tidak tahan dengan panasnya matahari dan tamparan tangan manusia akan sanggup menahan panasnya api neraka dan pukulan pentungan berduri dari malaikat Zabaniah. Mereka juga tidak mungkin kuat menahan gigitan ular yang besarnya seperti leher onta, sengatan kalajengking-kalajengking sebesar keledai yang diciptakan dari api di neraka jahanam. 

"Semoga Allah melindungi kita dari semua itu dan semoga Allah melindungi kita dari murka serta azabnya," kata Imam Al-Ghazali dalam kitabnya.

Jika kamu sering mengingat hal-hal tersebut dan membiasakan diri dengan mengingatnya di tengah malam dan siang hari. Maka ia akan membawa kepada tobat nasuha dari dosa-dosa yang pernah kamu lakukan, dan Allah yang memberikan taufik serta anugerah.

Nabi Muhammad SAW telah bersabda, "Penyesalan itu adalah taubat." Nabi Muhammad SAW tidak menyebutkan syarat-syarat ketat taubat.

Ketahuilah bahwa penyesalan dan taubat itu merupakan dua perbuatan yang berbeda. Rasa sesal tidak bisa menjadi ukuran karena itu menyangkut perbuatan-perbuatan yang tidak sengaja atau tidak ia inginkan terjadi, sedangkan tobat merupakan tindakan yang sadar dilakukan oleh seorang hamba berkenaan dengan perbuatan dosa yang sengaja ia lakukan.

Seseorang bisa sangat menyesal terhadap sebuah dosa yang ia lakukan, karena dosa itu telah merusak kebaikan dan kehormatannya, dan mungkin telah merugikan secara duniawi. Penyesalan itu bukanlah tobat, apa yang dimaksud dalam hadis di atas adalah hanya dengan menyesali dosa-dosa maka ia akan bertobat, dan penyesalan itu benar-benar merupakan sifat seorang hamba Allah.

Jika seorang yang bertobat tetap memperhatikan dan mengingat tiga yang harus di ingat saat bertaubat, maka rasa sesal akan lahir di hatinya, itu akan mampu mencegah dari perbuatan dosa. Adanya rasa sesal di hati ini akan mengarahkan orang itu kepada sikap selalu memohon dan merendahkan diri di hadapan Allah.

Menyesali dosa merupakan sebab dari lahirnya taubat dan merupakan sifat orang-orang yang bertaubat. Itulah mengapa Rasulullah menamakan dengan tobat, pahamilah hal itu agar Allah memberi taufik kepada kamu. Hal ini dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Kitab Minhajul Abidin yang diterjemahkan Abu Hamas As-Sasaky dan diterbitkan Khatulistiwa Press 2013.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement