REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China dan Rusia memulai latihan militer gabungan di laut pada awal Juli 2024, menurut keterangan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) China pada Jumat (12/7/2024). Latihan yang dinamai Joint-Sea 2024 itu diadakan di perairan dan wilayah udara yang berdekatan dengan Zhanjiang, berlokasi di selatan Provinsi Guangdong, China.
Dalam pernyataan Kemenhan China, latihan tersebut dilaksanakan sesuai dengan rencana keterlibatan militer tahunan dan perjanjian bilateral antara angkatan bersenjata kedua negara.
Baca: Filipina dan Jepang Perkuat Kerja Sama Sikapi Laut China Selatan
Manuver China dan Rusia itu bertujuan untuk menunjukkan tekad dan kemampuan kedua belah pihak dalam mengatasi tantangan keamanan maritim dan menegakkan perdamaian dan stabilitas global dan regional secara kolektif, kata seorang juru bicara Kemenhan China.
Di sisi lain, Jepang menyampaikan kekhawatiran yang serius mengenai latihan gabungan yang diadakan di dekat perbatasan wilayahnya. Jepang beralasan, latihan gabungan menimbulkan masalah keamanan nasional.
Baca: Media Korsel Laporkan Delegasi Jepang Bertemu Korut di Mongolia
Sejumlah analis memandang latihan bersama antara China dengan Rusia itu, selain sebagai wujud kemitraan strategis kedua negara, juga sebagai tanggapan atas kehadiran militer Amerika Serikat (AS) yang semakin meningkat di kawasan Asia Timur.
Sebelumnya, Korea Utara (Korut) di bawah Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un juga mengecam kehadiran AS melalui Kapal Induk USS Theodore Roosevelt. Kapal induk tersebut merapat ke Pelabuhan Busan, Korea Selatan, untuk menjalani latihan gabungan kedua negara plus Jepang.
Baca: Menhan Filipina Tolak Klaim China di Laut Cina Selatan