Ahad 14 Jul 2024 04:27 WIB

UMJ Jadi Tuan Rumah Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat Nasional 2024

Agenda ini bisa melahirkan kader Muhammadiyah yang memberdayakan masyarakat.

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Nasional Angkatan I.
Foto: Dok Republika
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Nasional Angkatan I.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (Sekam) Nasional Angkatan I. Agenda ini diselenggarakan di Training Center UMJ pada 12-15 Juli 2024.

Sekam Nasional 2024 merupakan program yang diinisiasi Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DKI Jakarta. Program tersebut dilaksanakan guna membangun model organisasi dan kepemimpinan yang efektif, serta memperkuat kapasitas fasilitator pemberdayaan atau pendampingan masyarakat. 

Baca Juga

Wakil Rektor IV UMJ Dr. Septa Candra, menyampaikan rasa terima kasihnya karena UMJ dipercaya untuk menyelenggarakan dan memfasilitasi Sekam Angkatan Pertama. Menurutnya, agenda ini bisa melahirkan kader Muhammadiyah yang memberdayakan masyarakat, memberikan pencerahan, merubah pola pikir, dan memaksimalkan keterampilan sehingga menghasilkan masyarakat yang berkemajuan. 

"Masyarakat jadi tumpuan dan basis dakwah Muhammadiyah. Hal ini karena masyarakat menjadi kekuatan yang mendasar dalam pembangunan sebuah bangsa secara luas," kata Septa dalam sambutan Pembukaan Sekam di Aula FEB UMJ, Jumat (12/07/2024).

Pada kesempatan yang sama, Ketua PP Muhammadiyah Dr. Agung Danarto mengatakan bahwa tidak mudah memberdayakan masyarakat miskin. 

Pasalnya, polemik miskin bukan kultural saja, tetapi juga miskin secara struktural, misalnya mafia beras yang merugikan petani dan tidak adanya pangsa pasar yang sesuai. 

"Oleh karena itu, memberdayakan masyarakat saat ini bukan hanya meningkatkan skill, kapasitas, dan kapabilitas saja, tetapi juga harus membangun ekosistem pemberdayaan di suatu masyarakat," ucapnya.

Menurut Agung, ekosistem ini dapat dibangun melalui sinergi dengan banyak lembaga, baik di internal Muhammadiyah ataupun eksternal. Hal ini tentunya dapat ditopang dengan kader yang beragama secara hakiki, yaitu memberdayakan masyarakat selaras dengan semangat Surat al-Ma'un.

"Semoga sekolah kader ini bisa berjalan dengan baik, memberikan manfaat sebanyaknya, menciptakan kader handal yang memiliki motivasi tinggi, dan tahan banting," pungkas Agung.

Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Si. mengutarakan bahwa salah satu program strategis hasil Muktamar Muhammadiyah ke-48 adalah meningkatkan dan memperkuat dakwah akar rumput. Oleh karena itu, akar rumput yang akan diberdayakan adalah di sektor nelayan, petani, buruh, komunitas khusus, dan daerah 3T yang memerlukan sumber daya manusia bukan hanya menguasai teori, tetapi praktek juga untuk pemberdayaan masyarakat. 

"Mudah-mudahan dengan Sakem Nasional 2024 ini bisa melahirkan kader pemberdayaan masyarakat yang bisa diandalkan di wilayah, daerah, dan cabang," harapnya.

Selaras dengan itu, Ketua PWM DKI Jakarta Dr. Akhmad H Abubakar, MM. menuturkan jika spirit memberdayakan rakyat sama saja memperteguh kedudukannya di mata Allah Swt. Ia berharap, segala upaya MPM PP Muhammadiyah berjalan dengan baik dan tidak ada halangannya.

Turut hadir pula Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode 1995-2000 Prof. Dr. Muhammad Amien Rais, MA. sebagai Keynote Speech menyampaikan materi Relasi Tauhid Sosial dan Teologi al-Ma'un. Menurutnya, 30 Juz dan 114 di Al-Qur'an semuanya berisi teologi pembebasan. 

"Al-Qur'an merupakan kitab suci yang membebaskan umat manusia. Kemudian jika kita lihat dengan teologi al-Ma'un sebagai rujukan kaum muslimin termasuk Muhammadiyah, yaitu untuk memberdayakan umat," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kondisi muslim saat ini harus lebih baik dari sisi Iptek dan sosial agar bisa membantu sesama. Pasalnya, situasi kaum muslimin dewasa ini, hidupnya jauh dari ideal, baik dari sisi ekonomi, tata politik yang otoriter, tidak bisa dijamahi iptek, dan jarak antara yang kaya dan yang miskin cukup besar. 

Terakhir, Amien juga mengapresiasi Program Sekam karena angkatan muda Muhammadiyah terus melanjutkan usaha pemberdayaan masyarakat, karena di dalam Al-Qur'an dan As-sunnah memang orang beriman itu harus punya sikap yang membela duafa.

"Jadi Muhammadiyah dengan berbagai Amal Usahanya dan menjadi kuat, maka secara finansial bisa menolong dan mensejahterakan orang Muhammadiyah maupun orang lain," ujarnya.

Peserta yang mengikuti Sekam Angkatan I 2024 berjumlah 60 peserta dari 19 wilayah di seluruh Indonesia. Peserta ini diberikan materi klasikal dan praktikal, serta studi lapangan di Pamulang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement