REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Situs berita Israel, Maariv, melaporkan pada Sabtu (13/7/2024), bom yang digunakan oleh pasukan Israel dalam pembantaian al-Mawasi adalah bom JDAM buatan Amerika Serikat.
Dikenal karena ketepatan dan kemampuan penargetannya yang canggih, JDAM adalah perangkat yang dipasang pada bom seri Mark 80, yang membuat bom menjadi amunisi presisi. Dipandu oleh laser dan/atau GPS, bom tersebut menggabungkan kecerdasan buatan dan teknologi sensor canggih yang diproduksi oleh AS dan Israel, lapor Al-Mayadeen.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa Angkatan Udara Israel menjatuhkan total 8 bom berpemandu JDAM selama pembantaian tersebut, yang mengakibatkan 390 orang Palestina terbunuh atau terluka.
Maariv mengutip Rotem Meital, direktur perusahaan teknologi militer Israel, Asgard, yang mengatakan bahwa bom-bom ini sebelumnya menjadi pusat perselisihan dengan pemerintah AS. Beberapa bulan yang lalu, bom-bom ini menjadi penyebab kontroversi serius dalam dilema pengiriman persenjataan militer AS, kata Meital.
Perkiraan terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza mengungkapkan bahwa jumlah korban tewas di kamp al-Mawasi, yang disebut sebagai zona aman yang ditetapkan, telah meningkat menjadi 90 orang.
Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, setengah dari korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Setidaknya 300 orang mengalami luka-luka, banyak di antaranya dalam kondisi "kritis".