Ahad 14 Jul 2024 10:59 WIB

Wasiat Nabi Yahya untuk Bani Israil

Kisah tentang wasiat Nabi Yahya untuk Bani Israil ini disebut dalam sebuah hadis.

Ilustrasi Nabi Yahya
Foto: Mgrol120
Ilustrasi Nabi Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak ibrah atau pelajaran yang bisa dipetik dari pelbagai kisah orang-orang beriman pada masa silam. Rasulullah Muhammad SAW juga tidak jarang menuturkan cerita-cerita yang mengandung hikmah, supaya menjadi penguat keimanan kaum Muslimin.

Misalnya, seperti dijelaskan dalam hadits riwayat Harits al-Asy'ari. Suatu kali, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah tabaraka wa Ta'ala telah memerintahkan lima kalimat kepada Nabi Yahya bin Zakariya 'alaihi salam untuk dilaksanakan olehnya, dan lalu menyuruh Bani Israil agar mereka melaksanakannya juga."

Baca Juga

Akan tetapi, Nabi Yahya kemudian diliputi kekhawatiran bilamana umatnya tidak mampu melakukannya. Maka Nabi Isa 'alahi salam mendatanginya seraya berkata, "Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu (dengan) lima kalimat agar engkau melaksanakannya, demikian pula Bani Israil juga telah diperintahkan untuk melaksanakannya."

Akhirnya, Nabi Yahya berhasil diyakinkan sang putra Maryam itu. Kemudian, dia mengumpulkan orang-orang di Baitul Maqdis dan menyerukan lima wasiat itu.

Pertama, jangan pernah menyekutukan Allah. Hal ini diumpamakan sebagai seseorang yang telah membeli budak dan memberi kepadanya tempat tinggal. Namun, budak itu justru bekerja untuk orang lain. Bukankah pantas orang itu tidak ridha kepada si budak?

Kedua, ketika sedang shalat, jangan menoleh. Sebab, Allah selalu menghadapkan wajah-Nya kepada hamba, selama hamba itu tidak menengok.

Ketiga, dianjurkan untuk berpuasa. Hal itu diumpamakan sebagai seseorang yang sedang berada di tengah kerumunan manusia. Orang itu membawa kantung minyak kasturi yang harum semerbak, sehingga segenap manusia ingin menciumnya. Bau mulut orang yang berpuasa bagi para penduduk langit lebih wangi daripada minyak kasturi.

Keempat, dianjurkan untuk bersedekah. Hal itu dimisalkan sebagai seseorang yang sedang menebus kebebasan dirinya dari musuh yang hendak membunuhnya.

Kelima, hendaklah perbanyak berzikir, mengingat Allah. Hal itu diumpamakan seperti orang yang sedang diburu musuh. Lantas, dia berlindung di dalam suatu benteng. Adapun musuh yang dimaksud adalah setan dan iblis yang terkutuk, yang selalu menggoda manusia. Sementara, benteng adalah perlindungan dari Allah.

Terkait lima wasiat itu, penulis yang juga ulama besar Ibnul Qayyim mengomentarinya. Menurut dia, hadits tersebut mengandung hikmah yang luar biasa besar. Seyogianya, setiap Muslim menghafalkannya dan merenungi baik-baik serta gemar mengamalkannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement