Ahad 14 Jul 2024 11:48 WIB

Tuai Kontroversi, Trailer Captain America: Brave New World Tampilkan Karakter Israel?

Kemunculan tokoh Ruth Bat-Seraph tuai kontroversi dari pihak pro maupun anti-Israel.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Salah satu adegan di film Captain America: Brave New World. Karakter Israel Ruth-Bat Seraph di film itu menuai kontroversi.
Foto: Dok. Marvel Studios
Salah satu adegan di film Captain America: Brave New World. Karakter Israel Ruth-Bat Seraph di film itu menuai kontroversi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Perilisan trailer pertama untuk film Captain America: Brave New World disambut antusias oleh penggemar. Namun di sisi lain, perilisan trailer ini juga memicu kontroversi dan mengundang seruan boikot.

Seruan boikot ini dilatarbelakangi oleh kehadiran seorang pemeran pendukung yaitu tokoh Ruth Bat-Seraph yang diperankan oleh Shira Haas. Di film, tokoh tersebut dikisahkan sebagai mantan Black Widow yang kini menjadi pejabat tinggi di Pemerintah AS.

Baca Juga

Reaksi keras terhadap karakter Ruth Bat-Seraph berasal dari perwujudan aslinya dalam komik. Ruth sebelumnya dikenal sebagai nama Sabra, yang bertugas sebagai agen Mossad atau superhero Israel. Beberapa orang yang pro Israel mempermasalahkan perubahan kesetiaan karakter tersebut kepada badan intelijen AS. Sementara kelompok yang anti-Israel memprotes karakter tersebut karena dinilai mempromosikan negara yang melakukan genosida.

“Latar belakang karakter ini termasuk bekerja untuk Pemerintah Israel yang melakukan genosida dan pendudukannya. Dengan menghidupkan kembali karakter rasis ini dalam bentuk apa pun, Marvel mempromosikan penindasan Israel terhadap warga Palestina,” kata seorang warganet yang menyerukan boikot, dilansir Hollywood Reporter, Ahad (14/7/2024).

Untuk versi film sendiri, Marvel secara resmi telah melakukan perubahan nama dan karakter Sabra. Namanya kini menjadi Ruth-Bat-Seraph, begitupun latar belakangnya yang diubah menjadi mantan Black Widow.

Perubahan ini sebenarnya sudah terjadi sejak 2022 ketika Marvel mengumumkan di D23 Expo bahwa Haas bergabung dengan MCU. Pada saat itu, Kampanye Palestina untuk Memboikot Akademik dan Budaya Israel mengecam keputusan tersebut. Mereka menilai, rasisme dan penghormatan terhadap Mossad dalam komik asli sangat memuakkan.

Pihak studio kemudian memberikan respons terhadap protes tersebut. Marvel memastikan bahwa latar belakang karakter tersebut akan diubah.

"Meskipun karakter dan cerita kami terinspirasi dari komik, cerita untuk film akan diubah dan disesuaikan untuk penonton masa kini. Dan para pembuat film melakukan pendekatan baru dengan karakter Sabra yang pertama kali diperkenalkan dalam komik lebih dari 40 tahun yang lalu,” kata Marvel saat itu.

Pada akhirnya, dalam Captain America 4, nama Sabra tidak akan digunakan. Karakter ini pertama kali muncul dalam buku komik The Incredible Hulk pada 1980, dan ia mengenakan pakaian biru dan putih dengan lambang Bintang Daud. Dia dijuluki sebagai pahlawan super wanita Israel pertama dan merupakan bagian penting dalam jagat komik Marvel, meskipun tidak pernah memiliki serialnya sendiri.

Namun, karakter komik aslinya dianggap oleh beberapa orang sebagai karakter yang bermasalah karena tokoh tersebut kerap memerangi kelompok teroris dari bangsa Arab. Nama Sabra memiliki beberapa arti: bisa berarti orang yang lahir di Israel, dan juga nama sebuah pohon yang buahnya berduri di bagian luar dan bagian dalam yang manis.

Selain itu, Sabra juga merupakan nama kamp bagi pengungsi palestina yang menjadi korban pembantaian oleh milisi Kristen Maronit Lebanon pada 1982. Pembantaian ini terjadi dua tahun setelah karakter ini pertama kali muncul, sehingga tidak benar jika Marvel menamai karakter komik Sabra berdasarkan pada nama pembantaian tersebut.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement