Ahad 14 Jul 2024 13:36 WIB

Beda dengan IKN, Kini Jakarta Tetap Menjadi Ibu Kota Sekaligus Bapak Kota Indoesia

Apakah niat Jokowi terwujud dengan menjadikan IKN sebagai ibu kota negara?

Rep: Muhammad Subarkah/ Red: Partner
.
Foto: network /Muhammad Subarkah
.

Suasana desa nelatan Sunda Kelapa tempo dahulu.
Suasana desa nelatan Sunda Kelapa tempo dahulu.

Oleh: Jaya Suprana, Budayawan dan akitivis kemanusiaan.

DENGAN susah payah sambil babak belur akibat jatuh bangun menempuh perjalanan kemelut deru campur debu berpercik keringat, air mata dan darah, Jakarta berkembang dari dusun nelayan menjadi kota, bahkan Ibu Kota Indonesia.

Berawal pada abad ke 14 sebagai dusun nelayan bernama Sunda Kalapa dan menjadi pusat pelabuhan Kerajaan Pajajaran, kemudian 22 Juni 1527 terjadi penyerangan pangeran Fatahillah ke Sunda Kalapa menyebabkan berubah nama menjadi Jayakarta.

Pada 4 Maret 1621, kerajaan Belanda diwakili VOC mulai mendirikan pemerintahan kolonial dan menamakannya sebagai Batavia. Pada 1 April 1905, pemerintah kolonial Belanda mengubah nama menjadi Gemeente Batavia. Pada 8 Januari 1935, pemerintah kolonial Belanda mengubah nama menjadi Stad Gemeente Batavia. Pada 8 Agustus 1942, pasukan Jepang tiba di Batavia dan mengubah namanya menjadi Jakarta Tokubetsu Shi.

Lalu, pada September 1945, Jakarta menjadi pusat politik dan pemerintahan Indonesia dengan nama Pemerintah Nasional Kota Jakarta. Gemerlap Monas Rayakan Puncak HUT Ke-497 Jakarta Artikel Kompas.id Pada 28 Maret 1950, Pemerintah RI mengubah nama Jakarta menjadi Praj’a Jakarta.

Kemudian, pada 22 Juni 1956, Wali Kota Jakarta kembali mengukuhkan nama menjadi Jakarta. Pada 18 Januari 1958, Jakarta menjadi daerah otonom dengan nama Kotamadya Djakarta Raya. Pada 31 Agustus 1964, Jakarta Raya resmi menjadi Ibu Kota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.

Terakhir, pada 2022, Presiden Jokowi resmi menetapkan keputusan bahwa Ibu Kota Negara Republik Indonesia harus dipindah ke Nusantata, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Berdasar keputusan presiden tersebut, berarti sebenarnya Jakarta tidak lagi berhak menyandang gelar Ibu Kota Republik Indonesia.

Niat Presiden Jokowi itu segagasan dengan Brasil yang memindah Ibu Kota dari Rio de Jainero ke Brasilia, Malaysia dari Kuala Lumpur ke Petaling Jaya, Myanmar dari Yangon ke Naypyidaw, Pakistan dari Rawalpindi ke Islamabad, Jepang dari Kyoto ke Tokyo. Maka Indonesia memindah Ibu Kota dari Jakarta ke Nusantara.

Namun mereka yang sudah terlanjur jatuh cinta kepada Jakarta pada hakikatnya tidak perlu kecewa apalagi bersedih hati karena Jakarta siap resmi dinobatkan sebagai Bapak Kota Republik Indonesia.

Apalagi, Indonesia layak berbangga dan berbahagia sebab menjadi negara pertama sekaligus sementara ini satu-satunya di planet bumi yang beruntung memiliki Ibu Kota sekaligus Bapak Kota. MERDEKA!

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/319193/beda-dengan-ikn-kini-jakarta-tetap-menjadi-ibu-kota-sekaligus-bapak-kota-indoesia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement