Ahad 14 Jul 2024 19:39 WIB
Red: Fian Firatmaja
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden ke-45 AS yang juga bakal capres tahun ini, Donald Trump, ditembak saat pidato kampanye di Butler, Pennsylvania, Sabtu (13/7). Trump terluka pada telinga kanannya, tapi dilaporkan 'baik-baik saja'. Namun, satu peserta acara tewas dan dua lainnya luka parah, menurut Secret Service.
Terduga pelaku telah tewas dilumpuhkan Secret Service. Insiden ini masih didalami Secret Service, FBI, dan pihak berwenang terkait sebagai percobaan pembunuhan. Trump sendiri mendapatkan pengamanan seumur hidup dari Secret Service, sama seperti eks presiden AS lainnya.
Presiden Joe Biden, rival Trump, mengutuk insiden ini dan sebut telah berbicara dengan Trump via sambungan telepon. Biden juga meminta rakyat bersatu. Sejumlah politisi Partai Republik juga mengecam keras insiden ini, meski beberapa di antaranya menuding adanya motif politik.
Di luar AS, sederet pimpinan dunia dan PBB turut mengutarakan solidaritas pascapenembakan Trump ini. Insiden ini jadi percobaan pembunuhan paling serius terhadap seorang presiden atau capres AS sejak penembakan Presiden Ronald Reagan pada 1981.