Senin 15 Jul 2024 07:31 WIB

Iran Desak Negara-Negara Islam Gunakan Segala Cara Desak Israel Akhiri Genosida di Gaza

Iran menyebut serangan Israel ke kamp pengungsi Al-Mawasi kejahatan terkini zionis.

Red: Andri Saubani
Warga Palestina mengevakuasi seorang korban tewas dari lokasi pemboman di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Menurut pejabat kesehatan setempat bahwa serangan udara Israel tersebut telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona pengungsi camp kemanusiaan. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina mengevakuasi seorang korban tewas dari lokasi pemboman di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Sabtu (13/7/2024). Menurut pejabat kesehatan setempat bahwa serangan udara Israel tersebut telah menewaskan setidaknya 90 warga Palestina di zona pengungsi camp kemanusiaan. Israel mengklaim serangan itu dilakukan untuk menargetkan panglima militer Hamas Mohammed Deif.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran mendesak pemerintah negara-negara Islam untuk memanfaatkan segala peluang besar yang dimiliki demi menekan Israel mengakhiri agresinya di Jalur Gaza. Gagalnya memanfaatkan peluang tersebut, menurut Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, merupakan salah satu faktor yang membuat Israel terus menyerang wilayah Palestina secara bertubi-tubi.

Melalui pernyataan di media sosial X pada Ahad, Kanaani juga menyebut diamnya komunitas internasional, termasuk terhadap dukungan persenjataan dari Amerika Serikat untuk Israel, serta "persekongkolan" sejumlah negara Eropa, semakin mendorong Israel melanjutkan aksinya.

Baca Juga

Sementara, jubir kementerian Iran tersebut mengatakan bahwa serangan rudal Israel ke kamp pengungsi di Al-Mawasi, Khan Younis pada Sabtu (13/7/2024) adalah "kejahatan terkini rezim Zionis".

Setidaknya 90 warga Palestina tewas dan 300 lainnya terluka akibat serangan di kawasan Gaza selatan tersebut. Padahal, Israel sendiri menyatakan Al-Mawasi sebagai salah satu “zona aman”. Kanaani mengatakan, Israel melakukan tindak kejam tersebut setelah menghadapi kekalahan atas kelompok perlawanan Palestina, Hamas.