Senin 15 Jul 2024 07:45 WIB

Banyak Tentara Mangkir dan Kelelahan, IDF Pakai Segala Cara Rekrut Personel

IDF menggunakan grup Facebook untuk merekrut tentara.

Red: Fitriyan Zamzami
Tentara Israel bergerak di atas tank di dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Sabtu, 29 Juni 2024.
Foto: AP Photo/Leo Correa
Tentara Israel bergerak di atas tank di dekat perbatasan Israel-Gaza, terlihat dari Israel selatan, Sabtu, 29 Juni 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Ratusan tentara pasukan penjajah Israel (IDF) disebut melarikan diri dari tugas di Jalur Gaza karena mengalami kelelahan dan demoralisasi. Hal itu membuat IDF menggunakan berbagai cara untuk memertahankan jumlah pasukan yang terus menipis.

Yak terkini, pemerintah Israel pada Ahad (14/7/2024) telah menyetujui rencana untuk memperpanjang wajib militer bagi laki-laki untuk sementara menjadi 36 bulan, naik dari 32 bulan karena perang di Gaza membebani sumber daya manusia. 

Baca Juga

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa pemerintah telah mendukung langkah tersebut, yang sekarang akan diajukan ke parlemen untuk mendapatkan persetujuan. Jika lolos, layanan 36 bulan itu akan segera berlaku efektif, untuk jangka waktu lima tahun. 

Karena “kebutuhan militer saat ini setelah peristiwa 7 Oktober”, ketentuan sementara tersebut mengusulkan “durasi maksimum dinas militer adalah 36 bulan”, kata RUU tersebut. Undang-undang tersebut juga akan berlaku bagi tentara yang saat ini dikerahkan, sehingga memperpanjang rotasi mereka.

Sejumlah kesaksian tentara IDF di Jalur Gaza mengungkapkan status kelelahan dan demoralisasi yang mereka derita. Hal tersebut memicu kaburnya ratusan tentara yang harus ditutupi IDF dengan rekrutmen rahasia di media sosial.

Israel Broadcasting Corporation mengutip seorang tentara cadangan di Brigade Golani pada Ahad yang  membenarkan bahwa tentara sedang mencari pejuang dan sukarelawan melalui kelompok tertutup di Facebook. Hal ini dilakukan di tengah kondisi kelelahan yang dialami tentara pendudukan.

Tentara tersebut mengatakan bahwa kelanjutan perang menyebabkan “kerusakan psikologis dan ekonomi” pada tentara. Jika IDF melanjutkan kebijakannya saat ini, maka tidak akan ada lagi tentara, menurut para prajurit. Dia menambahkan bahwa tentara belum siap untuk terlibat dalam konfrontasi di Lebanon dan tentara di sana tidak dapat berjalan di banyak daerah. 

Ia  menekankan bahwa para prajurit kelelahan, dan tidak mengerti mengapa mereka memasuki wilayah yang sama di Gaza berkali-kali di mana mereka menghadapi kematian, merujuk pada operasi militer berulang-ulang yang dilakukan tentara di lingkungan Kota Gaza.

Prajurit di Brigade Golani menekankan bahwa tentara Israel sebagian besar didasarkan pada pasukan cadangan yang mulai merasa kelelahan, dan menyerukan para pemimpin militer untuk “bangun dan mengetahui keadaan di lapangan.”

Dia mengatakan bahwa tentara menderita karena kurangnya sumber daya manusia, yang berdampak negatif pada para pejuang dan menghancurkan tekad mereka. Tentara tersebut menekankan bahwa tentara Israel berada dalam kondisi kehabisan tenaga seiring berlanjutnya perang di Jalur Gaza dan perbatasan utara dengan Lebanon.

Media Israel baru-baru ini mengungkapkan bahwa ratusan tentara cadangan melarikan diri dari dinas dengan melakukan perjalanan tanpa memberi tahu komandan mereka.

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement