Senin 15 Jul 2024 15:06 WIB

Gus Nadir: Kok Merasa Bisa Pengaruhi Netanyahu, Banyakin Ngaca Mas, Mbak

Program kunjungan ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan selalu picu kontroversi.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Cendikiawan Muslim Nahdlatul Ulama, Nadirsyah Hosen.
Foto:

Gus Nadir mengatakan, orang yang bersangkutan beralasan kunjungan tersebut sifatnya sebagai kunjungan pribadi, bukan atas nama NU. Akan tetapi, menurut Gus Nadir, kalau mereka cuma aktivis dan cendekiawan saja, dia yakin mereka tidak akan masuk radar untuk diundang bertemu presiden. Justru karena ada embel-embel NU-nya, makanya mereka diundang.

"Jadi enggak bisa ngeles dengan mengatakan ini atas nama pribadi, mohon maaf atas keterusterangan saya ini, tanpa NU mereka bukan siapa-siapa dan tidak bakal masuk radar Israel," ujar Gus Nadir.

photo
Postingan akun Zenmaarif - (Zainul Maarif)

Gus Nadir menerangkan, NU itu bertindak bukan hanya atas pilar tasamuh (toleransi) dan tawasuth (moderasi), tapi juga tawazun dan itidal. Tawazun artinya seimbang. Itu sebabnya mereka saat mendapat undangan harus menimbang banyak hal terlebih dahulu, termasuk geopolitik dan konflik yang terjadi saat ini.

Menurut dia,  i'tidal artinya tegak lurus pada aturan main, keadilan dan kebenaran. Dia mengatakan, mereka tentu tahu bagaimana Mahkamah Internasional sudah bersikap. Begitu juga kebijakan pemerintah Indonesia soal Israel. "Jadi yang dilakukan kelima orang itu (Nahdliyin yang menemui Presiden Israel) jauh dari prinsip NU, yakni tawazun dan i'tidal," ujar Gus Nadir.