REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Polri mengecam aksi sepihak Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang melakukan penyerangan, dan pembakaran fasilitas-fasilitas pendidikan di Kampung Borban Distrik Okbab, Pegunungan Bintang, Papua Tengah.
Meskipun tak korban jiwa dalam aksi sepihak tersebut, namun kelompok separatis bersenjata itu melakukan pembakaran terhadap satu kompleks bangunan sekolah yang selama digunakan untuk sarana pendidikan anak-anak di Papua.
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani, mengatakan dari pengecekan di lokasi kejadian, yang dibakar oleh kelompok bersenjata tersebut, adalah bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Okbab.
“Kami sangat menyayangkan, di mana KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata) melakukan penyerangan, dan pembakaran terhadap fasilitas-fasilitas pendidikan yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak asli di Papua dalam menimba ilmu untuk masa depan yang lebih baik bagi tanah kelahirannya,” begitu kata Faizal, dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Faizal mengatakan, sudah melakukan identifikasi para pelaku penyerangan dan pembakaran itu. Kata dia, dari penelusuran yang diterimanya, para pelaku penyerangan dan pembakaran itu adalah kelompok bersenjata yang berjumlah sekitar empat orang dari barisan Memokon.
Yaitu Jender Siktaop alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin, dan Enos Kakyarmabim. Kata Faizal, dari identifikasi tersebut, tim gabungan Satgas Damai Cartenz dari Polri, pun juga Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah melakukan pengejaran untuk penindakan hukum.
“Tindakan-tindakan oleh KKB dengan melakukan penyerangan dan pembakaran sekolah-sekolah ini, mencerminkan kejahatan yang luar biasa yang telah mereka lakukan. Dan kami dari Polri, maupun juga dari TNI akan menindak tegas para pelakunya ini,” begitu kata Faizal.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Bayu Suseno menambahkan, aksi penyerangan dan pembakaran kelompok separatis bersenjata ke fasilitas-fasilitas pendidikan tersebut sikap tak bertanggung jawab, dan pengabaian terhadap hak-hak anak-anak di Papua untuk mendapatkan pendidikan.
“KKB itu bukan pejuang kemerdekaan. Mereka tidak lain, adalah perusak masa depan anak-anak bangsa Papua yang menginginkan pendidikan untuk masa depan mereka,” begitu kata Bayu.
Kata bayu...