Selasa 16 Jul 2024 04:55 WIB

Presiden Brasil Serukan Pemimpin Dunia tak Diam Saksikan Pembantaian di Gaza Palestina

Dunia harus menghentikan kebiadaban Israel di Palestina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Erdy Nasrul
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.
Foto: EPA-EFE/Andre Borges
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menyerukan para pemimpin dunia tidak tinggal diam atas berlanjutnya serangan-serangan Israel di Jalur Gaza yang terus mengorbankan nyawa warga sipil. Seruan tersebut disampaikan setelah Israel menyerang area Al-Mawasi di Khan Younis yang membunuh sedikitnya 92 orang dan melukai 300 lainnya pada akhir pekan lalu.

“Pemboman terbaru di Jalur Gaza, yang merenggut nyawa ratusan orang tak bersalah, tidak dapat diterima,” ujar da Silva dalam pernyataan yang dirilis Kantor Kepresidenan Brasil pada Ahad (14/7/2024), dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Da Silva mengatakan, sangat mengerikan menyaksikan Israel terus menghukum dan membantai rakyat Palestina di Gaza. “Puluhan ribu orang telah tewas dalam serangan berturut-turut sejak tahun lalu, banyak dari mereka berada di zona kemanusiaan tertentu yang harus dilindungi,” ucapnya.

“Kita, para pemimpin politik di dunia demokrasi, tidak bisa tinggal diam menghadapi pembantaian yang tak berkesudahan ini,” tambah da Silva dalam pernyataannya.

Pada Mei lalu, Brasil telah menarik duta besarnya untuk Israel. Hal itu merupakan bentuk protes Brasil atas agresi Israel ke Gaza yang dimulai sejak Oktober 2023. Sementara itu, menyusul serangan terbaru Israel ke Al-Mawasi, Hamas disebut sudah menarik diri dari pembicaraan dengan Israel tentang gencatan senjata rumusan Amerika Serikat (AS).

Menurut seorang pejabat senior Hamas, Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh telah menyampaikan kepada Mesir dan Qatar selaku mediator bahwa pembicaraan dengan Israel tentang kerangka gencatan senjata hasil rumusan AS dihentikan. “Hamas telah menunjukkan fleksibilitas yang besar untuk mencapai kesepakatan dan mengakhiri agresi serta siap melanjutkan negosiasi ketika pemerintah pendudukan (Israel) menunjukkan keseriusan dalam mencapai kesepakatan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan,” kata pejabat Hamas tersebut, Ahad (14/7/2024).

Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (13/7/2024) malam, Ismail Haniyeh mengatakan bahwa dia telah menelepon para mediator dan negara-negara lain untuk meminta mereka mendesak Israel menghentikan serangan-serangannya ke Gaza. Pernyataan itu dirilis setelah Israel meluncurkan serangan udara ke area Al Mawasi di Khan Younis.

Agresi Israel ke Gaza yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 telah menelan lebih dari 38.400 korban jiwa. Sementara korban luka melampaui 80 ribu orang. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement