REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Gaza melaporkan jumlah korban tewas dan luka akibat agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza pada hari ke-283. Pada Ahad (14/7/2024), Israel melakukan tiga pembantaian dan total syahid mencapai 80 orang, sedangkan yang terluka mencapai 216 orang. Sehingga total pembantaian sejak awal agresi menjadi 3.424 pembantaian.
"Pendudukan Israel melakukan tiga pembantaian terhadap keluarga-keluarga di Jalur Gaza, yang mengakibatkan 80 korban tewas dan 216 luka-luka selama 24 jam terakhir," tulis Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza kepada //Republika.co.id//, Selasa (16/7/2024).
Peristiwa paling menonjol terkait sistem kesehatan selama 24 jam terakhir adalah pembantaian Israel terhadap warga yang mengungsi di Sekolah Abu Oreiban di kamp Nuseirat pada Ahad (14/7/2024) kemarin, yang mengakibatkan 22 orang syahid dan 102 orang terluka.
Sejumlah korban masih tertimbun reruntuhan dan di jalan-jalan, dan ambulans serta kru pertahanan sipil tidak dapat menjangkau mereka.
"Kekurangan obat-obatan dan pasokan medis di rumah sakit di Jalur Gaza semakin meningkat, di samping krisis kekurangan bahan bakar yang mengancam kelangsungan penyeiaan layanan medis bagi warga," kata Kemenkes.
Jumlah korban agresi Israel telah meningkat menjadi 38.664 korban tewas dan 89.097 luka-luka sejak 7 Oktober 2023 lalu. Kemenkes di Gaza mengimbau kepada keluarga korban syahid dan orang hilang dalam perang di Gaza untuk melengkapi data dengan mendaftar melalui situs //sehatty//, sehingga semua data dapat terekam.
Pelanggaran Israel terhadap sistem kesehatan beserta kemampuan dan personelnya masih terus berlanjut. Berdasarkan data Kemenkes di Gaza, puluhan lembaga kesehatan telah dirusak, lebih dari 500 personel kesehatan dan spesialis medis telah menjadi martir, dan sedikitnya 310 dari mereka telah ditangkap.
Penargetan pusat kesehatan dan rumah sakit oleh pasukan pendudukan Israel menyebabkan penutupan 24 dari 38 rumah sakit pemerintah dan swasta, hanya 14 yang masih beroperasi sebagian. Selain itu, juga menyebabkan 64 pusat kesehatan - dari 90 pusat - tidak beroperasi dan lebih dari 130 mobil hancur.
Total permintaan perawatan ke luar negeri mencapai 25 ribu, sedangkan yang mendapat koordinasi dan izin bepergian mencapai 6.645, sedangkan yang bisa bepergian ke luar Jalur Gaza hanya 4.895 orang yang terluka dan sakit. Selain itu, jalur penyeberangan juga tidak bisa lagi dilalui akibat ditutupnya jalur tersebut oleh pasukan pendudukan Israel sejak 5 Juli 2024 lalu.
Total syahid sejak awal agresi mencapai 38.664 orang, yang 89.097 di antaranya memiliki data lengkap di Kementerian Kesehatan, selain 9.761 orang yang datanya belum lengkap. Jumlah korban luka-luka mencapai lebih dari 89.097 orang.
"Total syahid akibat gizi buruk sejak awal agresi mencapai 34 orang, yang sebagian besar adalah anak-anak," kata Kemenkes di Gaza.
Jumlah laporan melalui tautan elektronik yang diluncurkan Kementerian Kesehatan di Gaza pada 5 Januari 2024 lalu untuk melaporkan korban tewas dan orang hilang mencapai 4.989 laporan. Sementara, jumlah kumulatif layanan ambulans telah mencapai lebih dari 116.315 misi sejak awal agresi.
Pusat perawatan primer pemerintah terus bekerja meskipun menghadapi kendala, kehabisan obat-obatan, kelangkaan air, dan kurangnya keamanan dan keselamatan, karena jumlah total kunjungan pasien sejak awal agresi mencapai 1.734.056. 85 persen di antaranya diklasifikasikan sebagai layanan darurat."Sejumlah 1.737.524 kasus penyakit menular telah tercatat sejak awal agresi," kata Kemenkes di Gaza.